KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Perusahaan telekomunikasi di India kini tengah berpacu meningkatkan kinerjanya, setelah miliarder Mukesh Ambani melalui Reliance Jio Infocomm Ltd berhasil menguasai pangsa pasar komunikasi nirkabel di dunia. Mantan penguasa pasar yaitu Bharti Airtel Ltd bakal jadi pesaing terkuat. Apalagi, Airtel kini tengah dilirik oleh Amazon Inc yang berminat untuk membeli sahamnya paling sedikit US$ 2 miliar. Sepanjang tahun ini pun, saham Airtel menjadi penopang indeks bursa India. Harga saham Airtel naik 26% sejak awal tahun, dan mencatat rekor tertingginya pada 19 Mei 2020 lalu. Dengan optimisme ini, Airtel juga diprediksi bakal lebih banyak menggaet pelanggan. Optimisme tersebut bakal kembali mendongkrak posisi Airtel menguasai pasar komuniasi nirkabel berdasarkan pengguna setelah kalah dalam persaingan dari Jio. Kinerja keuangan Airtel tahun lalu tercatat buruk, menderita kerugian, mesti membayar biaya perkara US$ 3 miliar sehingga perseroan dipaksa menambah modal. Sementara pesaing lainnya yaitu Vodafone Idea Ltd kini tengah berjuang dari tumpukan utang.
Tinggal Jio dan Airtel, pasar telekomunikasi India menuju duopoli
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Perusahaan telekomunikasi di India kini tengah berpacu meningkatkan kinerjanya, setelah miliarder Mukesh Ambani melalui Reliance Jio Infocomm Ltd berhasil menguasai pangsa pasar komunikasi nirkabel di dunia. Mantan penguasa pasar yaitu Bharti Airtel Ltd bakal jadi pesaing terkuat. Apalagi, Airtel kini tengah dilirik oleh Amazon Inc yang berminat untuk membeli sahamnya paling sedikit US$ 2 miliar. Sepanjang tahun ini pun, saham Airtel menjadi penopang indeks bursa India. Harga saham Airtel naik 26% sejak awal tahun, dan mencatat rekor tertingginya pada 19 Mei 2020 lalu. Dengan optimisme ini, Airtel juga diprediksi bakal lebih banyak menggaet pelanggan. Optimisme tersebut bakal kembali mendongkrak posisi Airtel menguasai pasar komuniasi nirkabel berdasarkan pengguna setelah kalah dalam persaingan dari Jio. Kinerja keuangan Airtel tahun lalu tercatat buruk, menderita kerugian, mesti membayar biaya perkara US$ 3 miliar sehingga perseroan dipaksa menambah modal. Sementara pesaing lainnya yaitu Vodafone Idea Ltd kini tengah berjuang dari tumpukan utang.