Tinggal Sebulan Lagi, Smelter Freeport Masih Belum Beroperasi Normal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pabrik fasilitas pengolahan dan permurnian (smelter) PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur hingga saat ini belum beroperasi secara normal pasca kebakaran yang terjadi pada Oktober 2024. Hal ini memberikan sinyal adanya perpanjangan ekspor konsentrat tembaga imbas belum pulihnya smelter tembaga.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, ada musibah pada smelter Freeport yang terjadi pada bagian pemisahan gas bersih dan hingga saat ini masih diperbaiki. Kemungkinan, smelter dapat beroperasi secara normal dalam waktu enam bulan ke depan.

"Jadi mohon dukungan ini akan diperbaiki. Mudah-mudahan 6 bulan. Insya Allah 6 bulan nanti akan beroperasi normal," kata Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Rabu (4/12).


Baca Juga: Smelter Tembaga Baru Pulih Pertengahan 2025, Freeport Indonesia Minta Keringanan

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan insiden kebakaran memaksa penghentian operasi pada salah satu unit kecil namun penting di kompleks smelter. Unit tersebut berfungsi sebagai gas cleaning, yang mengolah gas CO2 agar tidak mencemari udara dengan mengonversinya menjadi asam sulfat (H2SO4).

"Meski unitnya kecil, fungsinya vital. Tanpa unit ini, produksi tidak bisa dilanjutkan karena gas CO2 harus diolah terlebih dahulu," ujar Tony saat ditemui usai RDP bersama Komisi XII DPR, Rabu (4/12).

Tony menambahkan, upaya pemulihan sedang dilakukan agar operasi smelter dapat kembali normal secepatnya.

Baca Juga: Bahlil Belum Bahas Permintaan Freeport Soal Perpanjang Ekspor Konsentrat Tembaga

Sebelumnya, Tony Wenas mengatakan, pihaknya saat ini tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk waktu perpanjangan ekspor konsentrat tembaga sebagai efek samping dari belum pulihnya smelter tembaga tersebut.

"Ini kita lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan mungkin sekitar 6 bulan lah. Mudah-mudahan (pertengahan tahun 2025), ini yang lagi kita hitung terus," ungkap Tony saat ditemui usai acara Indonesia Mining Summit 2024, yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (04/12).

Adapun, jika permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah, artinya Freeport tidak akan mengikuti aturan pelarangan izin ekspor konsentrat tembaga, yang menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Askolani akan mulai diterapkan pada Januari 2025.

Selain perpanjangan waktu, Tony bilang saat ini pihaknya juga tengah berdiskusi dengan pemerintah terkait penambahan kuota ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun 2024. Sayangnya, Tony tidak bisa memberikan besar permintaan tambahan kuota ekspor yang diajukan pihaknya kepada pemerintah.

Sebenarnya permintaan perpanjangan ekspor ini bukan yang pertama kalinya dilakukan Freeport, sebelumnya pemerintah juga telah memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga Freeport pada pertengahan Juni 2024 hingga 31 Desember 2024. Izin ekspor tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 6 tahun 2024 dengan besar kuota ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda mencapai 900 ribu ton. 

Selanjutnya: Real Count Pilkada Jakarta 2024: Ridwan Kamil-Suswono Hanya Berjaya di 2 Kecamatan

Menarik Dibaca: Hadirkan Ekosistem Hunian Sewa Komprehensif, Ini Deretan Produk Hunian dari Rukita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih