Tinggal tiga hari perdagangan, ini rekomendasi saham sejumlah analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 segera berakhir. Sisa hari aktif perdagangan saham tinggal tiga hari lagi yang akan dimulai pada Rabu (26/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi kembali menguat hingga penutupan perdagangan Jumat (28/12).

Sebagai informasi, indeks ditutup dengan penguatan tipis sebesar 0,26% di level 6.163,59 pada akhir pekan lalu atau perdagangan terakhir sebelum memasuki liburan Hari Raya Natal 2018.

Aksi poles saham atau window dressing oleh emiten maupun manajer investasi kemungkinan akan mewarnai hari-hari terakhir perdagangan tahun ini. “Peluang untuk melakukan window dressing di tahun ini tinggal di pekan terakhir Desember ini,” kata analis Trimegah Sekuritas Rovandi kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu.


Window dressing merupakan sebuah fenomena saat harga saham cenderung menguat jelang pergantian tahun. Window dressing lazim terjadi di akhir tahun atau jelang tutup buku atau sebelum emiten merilis laporan keuangannya di awal tahun depan. Tujuan dari window dressing tak lain adalah agar kinerja keuangan emiten terlihat baik di mata investor.

Setali tiga uang dengan Rovandi, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut aksi window dressing masih akan belanjut pada pekan depan. “Bahkan, aksi tersebut masih terus berlanjut hingga awal Januari 2019,” kata dia kepada Kontan.co.id.

Aksi tersebut tentunya akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan indeks hingga bulan Januari mendatang. Lalu apa yang bisa dilakukan investor untuk mengail keuntungan jelang penutupan indeks dari aksi window dressing?

Aksi window dressing bisa dimanfaatkan oleh investor untuk mengambil keuntungan investasi dalam jangka pendek. Secara historis, IHSG cenderung nak di akhir tahun selama dua dekade terakhir dengan tingkat kenaikan yang bervariasi hingga 14%. Hanya di tahun 1997 dan 2000, IHSG tercatat tidak mengalami kenaikan. Setidaknya dari data tersebut terlihat bahwa peluang terjadinya window dressing cukup besar.

Analis William menyebut, kenaikan IHSG di akhir tahun ini didukung oleh masuknya dana-dana besar di akhir tahun dan penguatan nilai tukar rupiah. “Ini adalah hadiah dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hadiah ini adalah masuknya investasi ke negara-negara berkembang seperti Indonesia yang bisa mendongkrak pasar modal,” kata dia akhir pekan lalu.

Tiga hari terakhir jelang penutupan perdagangan tahun ini merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk mengeruk keuntungan lebih besar. Karena IHSG secara fundamental maupun teknikal punya potensi menguat. William memproyeksi pada perdagangan Rabu (26/12) besok IHSG berada di level 6.120-6.200.

William menyarankan agar investor memilih saham-saham dari sektor consumer goods atau barang konsumsi dan properti. Pasalnya, kedua sektor tersebut dinilai masih sangat menjanjikan atau menggeliat di tahun 2019 yang notabene adalah tahun politik. Untuk sektor barang konsumsi di akhir tahun ini juga didukung oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada periode liburan Natal dan Tahun Baru 2018.

Secara khusus, William merekomendasikan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga di level Rp 1.600 per saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga di rentang Rp 47.000-Rp 50.000, PT Mayora Indah (MYOR) dengan target harga di level Rp 2.800 per saham, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp 1.100 per saham, PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) dengan target harga di level Rp 900 per saham, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dengan target harga di rentang Rp 400-Rp 404, dan terakhir adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan target harga di level Rp 1.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati