Tinggalkan Minuman Beralkohol, Sarinah Incar Bisnis Kakao



JAKARTA. Kontribusi pendapatan bisnis minuman keras yang terus mengempis sejak bertambahnya jumlah importir minuman beralkohol membuat PT Sarinah kian serius menjajaki peluang bisnis lainnya. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah berdiri selama 47 tahun ini, kini tengah serius membidik bisnis coklat (kakao) sebagai lahan baru garapannya.Direktur Utama PT Sarinah Jimmy Gani menyatakan, potensi industri coklat olahan masih terbuka sangat lebar. "Ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk membatasi ekspor bijih kakao dan menggenjot ekspor kakao yang telah memiliki nilai tambah," ujarnya.Jimmy menyebutkan, awal Mei lalu pihaknya telah melakukan penandatanganan MoU dengan sejumlah petani di lima desa di Sulawesi Tenggara untuk mendapatkan pasokan bijih kakao. "Mereka sanggup menyediakan pasokan hingga 5.000 ton per tahun," kata Jimmy. Ia menghitung, dengan harga bijih kakao yang kini berkisar Rp 24.000 per kilogram, maka nilainya setahun mencapai Rp 120 miliar.Tahun ini Sarinah memperkirakan total pendapatannya bisa mencapai Rp 500 miliar dengan laba bersih ditargetkan sebesar Rp 25 miliar. Meningkat dari pencapaian di 2009 yang membukukan omzet Rp 417 miliar dengan laba bersih Rp 8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: