Tinggalkan RM 2.700, harga CPO rawan jatuh



JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) rawan terkoreksi. Kekhawatiran melambatnya permintaan menjelang akhir tahun membayangi harga komoditas nabati ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (30/9) pukul 14.12 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Desember 2016 di Malaysia Derivative Exchange cenderung stagnan di level RM 2.616 per metrik ton.

Wahyu Tri Wibowo, Analis PT Central Capital Futures menyatakan, CPO rentan terkoreksi pascamenyentuh level RM 2.700 per metrik ton. Tak heranĀ  harganya sempat melemah dua hari beruntun setelah bertengger di RM 2.715 pada Senin (26/9).


Koreksi harga juga efek kinerja ekspor CPO Malaysia dan harga minyak yang rendah," paparnya. Intertek Testing Services merilis ekspor CPO Malaysia periode September 2016 turun 14,99% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,38 juta metrik ton.

Pada Rabu (29/9) harga CPO sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu bulan. Padahal, ada sentimen positif dari India yang menurunkan bea masuk impor CPO. Hal ini seharusnya dapat memacu permintaan.

Ekspor CPO memang dapat melambat menjelang akhir tahun lantaran lemahnya permintaan dari India dan China sebagai konsumen utama. Suhu udara dingin menjelang akhir tahun menekan permintaan CPO, sehingga akhirnya dapat mengancam laju harga. Selain masalah cuaca, perbaikan angka produksi menahan tren kenaikan harga yang didukung oleh badai El Nino.

Dorab Mistry memperkirakan, produksi CPO global akan tergerus pada periode 2015 /2016, tetapi perbaikan yang kuat dapat terjadi tahun depan. Secara keseluruhan, produksi CPO periode 2015/2016 diprediksi turun hingga 6 juta metrik ton. Tetapi, produksi tahun depan kemungkinan naik hingga 6,5 juta ton.

Penurunan harga minyak kedelai juga berpotensi menekan harga CPO. Sebab, minyak kedelai merupakan substitusi dari minyak sawit.

Lantaran sudah sampai ke bawah level RM 2.640 per metrik ton, harga CPO kini sulit kembali ke RM 2.700. "Jika tekanan berlanjut, harga bisa menguji support di RM 2.560," proyeksi Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini