Tingkat Kemiskinan 2024 Diproyeksi Sulit Mencapai Target Pemerintah, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan tingkat kemiskinan pada 2024 akan turun tipis dari 9,36% pada Maret 2023 menjadi 9,16% pada tahun 2024.

Penurunan tingkat kemiskinan tersebut masih jauh dari harapan pemerintah yang menargetkan turun di kisaran 6,5% hingga 7,5%.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menyampaikan, akan sangat sulit untuk mencapai target kemiskinan yang di urung pemerintah. Sebab stimulus yang diberikan pemerintah untuk melindungi masyarakat miskin atau tidak mampu masih dalam bentuk bantuan langsung.


Baca Juga: Pengentasan Kemiskinan Estrem Jadi Nol Persen pada 2024 Hadapi Banyak Tantangan

Misalnya seperti bantuan sosial (bansos) beras, Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan langsung tunai (BLT) dan lainnya.

Eko menyampaikan, untuk mencapai tingkat kemiskinan 6% tidak hanya cukup dengan memberikan bansos, tetapi harus juga dilakukan pemberdayaan masyarakat. 

Misalnya dengan memberikan pendampingan dan pelatihan, serta modal usaha agar masyarakat bisa terangkat dari kemiskinan.

“Kalau dikasih bansos terus ya hanya temporer, ke daya beli dapat bertahan,”  tutur Eko kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12).

Baca Juga: Untuk Kesejahteraan Rakyat, Ganjar Tawarkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

Faktor lain yang menyebabkan tingkat kemiskinan sulit mencapai target pemerintah adalah karena  daya beli masyarakat bawah masih melemah, dan tabungan masyarakat di bawah Rp 100 juta juga melambat.

Meski begitu, Eko berharap setidaknya tingkat kemiskinan tahun depan setidaknya tidak meningkat. Ia tetap optimis tingkat kemiskinan akan sedikit menurun pada tahun depan menjadi 9,15%.

Hal ini didorong oleh bansos pemerintah yang tetap dipertahankan, masih ada subsidi BBM, dan konsumsi naik karena ada belanja pemilu meskipun inflasi masih di atas 3%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .