Tingkat Kepercayaan Konsumen Inggris Mengkerut



LONDON. Indeks kepercayaan konsumen di Inggris anjlok ke level yang cukup rendah di bulan Januari karena ddipengaruhi oleh tingginya tingkat pengangguran dan desakan resesi. Hal ini dibeberkan oleh survei yang dibikin Gfk NOP dari 9-18 Januari 2009. Indeks sentimen dari survei yang melibatkan 2.000 orang menunjukkan kemerosotan 4 poin dari bulan lalu menjadi minus 37. Level ini nyaris mendekati indeks di bulan Juli yang menyentuh minus 39, paling cilik sejak indeks ini mulai dibukukan pada tahun 1974. Kemarin, pembuat kebijakan Bank of England, David Blanchflower menegaskan bahwa Inggris kini tengah menghadapi ancaman resesi yang lebih buruk daripada tahun 1980. Menciutnya konsumen yang membelanjakan dananya menjadi bukti bahwa kondisi pasar tenaga kerja juga kian memburuk. Padahal, Perdana Menteri Gordon Brown juga sudah mencoba menunjukkan langkahnya yang kedua untuk menyelamatkan sistem perbankan Inggris dari krisis finansial. "Hasil survei ini juga merefleksikan pemecatan karyawan yang semakin membeludak, dengan sejumlah ketakutan bahwa mereka tak akan bakal bisa melamar pekerjaan kembali," tutur Rachael Joy, Researcher untuk GfK NOP. Tahun lalu, tiga dari empat pekerja yang dipecat pada tahun 2008, porsinya masih akan sama pada tahun ini. Hal ini terungkap dari laporan yang dirilis oleh Industrial Relations Services. Kelompok ini mensurvei 268 organisasi di bulan Desember dan januari. Jumlah orang yang mengajukan jobless benefits juga semakin meningkat sejak bulan Desember dan Januari ini. Perekonomian Inggris akan terkikis 2,8% tahun ini, paling besar sejak tahun 1946. Hal ini dibeberkan oleh International Monetary Fund, dua hari silam. Bank sentral telah menggunting suku bunga acuannya menjadi sebesar 1,5%, paling mini sejak bank sentral mulai berdiri pada tahun 1694.


Editor: