JAKARTA. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tamsil ini boleh jadi tepat disandingkan pada kelompok ritel dan pusat perbelanjaan Grup Agung Podomoro. Bagi pengembang lain, krisis global membuat mereka menahan laju ekspansinya tahun ini. Dalam kondisi tersebut, justru Agung Podomoro malah nekat membuka tiga mal baru. Ketiga mal ini antara lain Emporium Pluit, Mal of Indonesia, dan Central Park. Akhirnya, ketika kondisi perekonomian masyarakat mulai membaik di semester kedua tahun ini, mal Agung Podomoro pun kecipratan rezeki. Tengok saja mal Central Park. Mal yang dibangun oleh PT Tiara Metropolitan Jaya, anak usaha Grup Agung Podomoro, ini baru saja beroperasi September silam. Menurut Direktur Ritel Komersial dan Pusat Perbelanjaan Tiara, Veri Y. Setiady, sejak awal dibuka, tingkat kunjungan Central Park bisa mencapai 2,5 juta orang per bulan. "Di saat persaingan mal sepi tahun ini, kami justru bisa mendapat tingkat kunjungan yang tinggi," ujar Veri kepada KONTAN, beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal ini karena pelan-pelan masyarakat mulai pede masuk mal kembali di semester kedua tahun 2009 ini. Tujuan melancong ke mal pun sudah berbeda dengan kebiasaan semester satu yang hanya sekadar jalan-jalan alias
window shopping. Masyarakat mulai berani belanja bukan hanya kebutuhan sehari-hari, tapi juga untuk membeli produk fesyen. Total luas Emporium Pluit, Mal of Indonesia, dan Central Park, mencapai 300.000 meter persegi (m2). Ini membuat portfolio mal Podomoro mencapai 12 mal, dengan total luas lahan 1,2 juta m2. Luas areal ini mengalami pertumbuhan 50% dari luas areal tahun 2008. Adapun harga sewa rata-rata yang ditawarkan ketiga mal tersebut berkisar Rp 300.000 per m2 per bulan. Menurut Veri, bertaburnya mal di Jakarta membuat ibukota telah menjadi kota tujuan belanja, baik bagi turis asing maupun domestik. Sehingga, dibandingkan dengan kota-kota tujuan belanja lainnya, Veri yakin mal Jakarta tak kalah saing. Kondisi inilah yang membuat Podomoro juga berniat melansir tiga mal baru, di antaranya Kuningan City dan Kalibata City. Mal baru ini pun diprediksi akan memiliki luas yang sama, sekitar 300.000 m2 dengan harga sewa rata-rata Rp 300.000 per m2 per bulan. Agar mal ini terserap oleh pasar, Podomoro akan melakukan strategi
one stop shopping, alias semua layanan berada dalam satu mal. Dengan strategi ini, Podomoro optimistis mal barunya bukan hanya bisa menyerap tenant, tapi juga pengunjung. "Ambil contoh Senayan City, di situ orang tua bisa berbelanja, anak-anaknya juga bisa bermain," ungkap Veri. Setiap bulannya, tingkat kunjungan Senayan City mencapai 1,8 juta orang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test