JAKARTA. Pemahaman sebagian besar masyarakat Indonesia mengenai asuransi dinilai masih sangat rendah. Statistik laporan keuangan perasuransian yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan merilis, rasio antara premi bruto asuransi dibandingkan dengan produk domestik bruto hanya 2,16%. Rasio ini masih kalah jauh ketimbang negara-negara tetangga yang rata-rata di atas 5,5%. Bahkan, indeks literasi keuangan dan indeks produk dan jasa perasuransian, berdasarkan hasil survey OJK menunjukkan, masyarakat yang melek terhadap asuransi hanya 17,84%. Alhasil, minat masyarakat memanfaatkan produk-produk asuransi yang tercermin dari indeks utilitas asuransi, yakni 11,81%. Anton Lie, Ketua Komisi Pendidikan, Dewan Asuransi Indonesia mengatakan, indeks tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan industri perbankan yang menunjukkan tingkat literasi 21,89% dan utilitas 57,28%. “Karena masyarakatnya tidak benar-benar memahami apa itu asuransi,” ujarnya, Kamis (7/8).
Tingkat melek asuransi minim, cuma 17%
JAKARTA. Pemahaman sebagian besar masyarakat Indonesia mengenai asuransi dinilai masih sangat rendah. Statistik laporan keuangan perasuransian yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan merilis, rasio antara premi bruto asuransi dibandingkan dengan produk domestik bruto hanya 2,16%. Rasio ini masih kalah jauh ketimbang negara-negara tetangga yang rata-rata di atas 5,5%. Bahkan, indeks literasi keuangan dan indeks produk dan jasa perasuransian, berdasarkan hasil survey OJK menunjukkan, masyarakat yang melek terhadap asuransi hanya 17,84%. Alhasil, minat masyarakat memanfaatkan produk-produk asuransi yang tercermin dari indeks utilitas asuransi, yakni 11,81%. Anton Lie, Ketua Komisi Pendidikan, Dewan Asuransi Indonesia mengatakan, indeks tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan industri perbankan yang menunjukkan tingkat literasi 21,89% dan utilitas 57,28%. “Karena masyarakatnya tidak benar-benar memahami apa itu asuransi,” ujarnya, Kamis (7/8).