Tingkat okupansi perkantoran CTRA masih di atas 75% pada semester I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengungkapkan sepanjang semester I 2020, pihaknya masih memiliki okupansi gedung perkantoran di tingkat 70% sampai 90%.

Arthadinata Djangkar, Direktur CTRA mengemukakan saat ini pihaknya mengoperasikan dan menyewakan tiga gedung perkantoran, yakni DBS Bank Tower, Tokopedia Tower di Ciputra World 2 dan Tokopedia Care di Ciputra International.

"Gedung DBS Bank Tower memiliki okupansi di atas 90%, lalu Tokopedia Ciputra World 2 sebesar 70% dan Tokopedia Care di atas 75%. Masa sewa perkantoran, masih sekitar 2 sampai 3 tahun dan rata-rata diisi oleh tennant lama," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/7).


Baca Juga: Gantikan suaminya, Dian Sumeler jadi Komisaris Utama Ciputra Development (CTRA)

Walau demikian, pihaknya optimistis kinerja di lini bisnis sewa gedung perkantoran bisa bertahan sebab CTRA mengklaim pihaknya tidak terdampak secara signifikan. Untuk melalui masa new normal ini, Arthadinata berkata pihaknya berusaha menjaga tingkat okupansi yang ada saat ini.

"Untuk dua gedung perkantoran lainnya, hampir tidak ada penyewa baru. Hanya saja, kami tidak khawatir karena penyewa gedung menyewa dalam jangka panjang. Rata-rata mereka menyewa dua kali 5 tahun. Jadi, rata-rata 10 tahun, tetapi sewa dibagi dua periode yang masing-masing 5 tahun," sambung dia.

Menilik laporan keuangan CTRA, tercatat gedung perkantoran masih berkontribusi positif terhadap kinerja di kuartal I 2020. Adapun penjualan bersih dari perkantoran tercatat sebesar Rp 220,12 miliar, tumbuh 95,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 112,7 miliar.

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) bagikan dividen tunai Rp 148,28 miliar, catat jadwalnya

Sementara, pendapatan dari pihak ketiga untuk segmen perkantoran juga masih tercatat tumbuh 26,6% menjadi Rp 56,44 miliar. Sementara di periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 44,58 miliar.

"Menurut saya, fenomena ini tidak akan terlalu besar dampaknya dalam jangka pendek karena WFH tidak bisa diterapkan untuk berbagai industri atau pekerjaan atau level karyawan dan juga memerlukan infrastruktur telekomunikasi yang baik juga," tutup Arthadinata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .