Tingkat pengangguran Korea Selatan naik tipis di bulan Mei 2021



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Tingkat pengangguran Korea Selatan naik tipis pada bulan Mei setelah jatuh ke level terendah dalam delapan bulan di bulan April. 

Namun di sisi lain, jumlah orang yang dipekerjakan terus meningkat dengan kecepatan yang tajam, yang akhirnya menopang harapan untuk pemulihan bertahap di pasar tenaga kerja.

Rabu (9/6), Statistik Korea melaporkan, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman naik menjadi 3,8% di bulan lalu. Realisasi tersebut naik tipis dibandingkan tingkat pengangguran bulan April yang ada di level 3,7%, posisi terendah sejak Agustus 2020.


Sementara itu, jumlah pekerja meningkat 619.000 dari tahun sebelumnya, setelah 652.000 pekerjaan ditambahkan pada April, terbesar sejak Agustus 2014 dan lebih dari dua kali lipat dari bulan Maret.

Rincian data Mei menunjukkan, pekerjaan sebagian besar ditambahkan di sektor layanan kesehatan dan sosial, konstruksi, dan transportasi dan gudang. Sementara pada sektor pengecer terus merosot, dengan kehilangan 136.000 pekerjaan dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ekonomi Korea Selatan di kuartal I-2021 tumbuh 1,7% dibanding kuartal sebelumnya

Dari data yang sama terlihat, ada sekitar 4.000 orang dipekerjakan di fasilitas akomodasi dan restoran. Tetapi jauh itu lebih sedikit dari 61.000 orang di bulan lalu, ketika menandai peningkatan pertama sejak pecahnya pandemi virus corona.

Pemerintah Negeri Ginseng ini diperkirakan akan mengumumkan apakah akan memperpanjang larangannya di akhir pekan ini. Saat ini, pemerintah melarang pertemuan lebih dari lima orang dan perintah untuk menutup sebagian besar bisnis di wilayah metropolitan Seoul, termasuk restoran, pada pukul 10 malam.

Pekan lalu, Menteri Keuangan Korea Selatan mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menyusun anggaran tambahan kedua tahun ini untuk melindungi pekerjaan dan meningkatkan bantuan untuk bisnis yang terkena pandemi.

Selanjutnya: Setelah pandemi mulai pulih, perusahaan Eropa akan berinvestasi lebih banyak di China

Editor: Anna Suci Perwitasari