JAKARTA. Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) merekah terdorong data pengangguran AS yang menurun. Pemerintah AS, akhir pekan lalu, mengumumkan tingkat pengangguran AS pada November 2009 bertengger di level 10%. Angka ini menurun dari posisi pada Oktober 2009 yang sebesar 10,2%.Menteri Keuangan AS Timothy Geithner juga mengeluarkan statemen positif, kalau bursa tenaga kerja diperkirakan terus membaik. Buktinya, tingkat kehilangan pekerjaan atawa penambahan pengangguran di AS pada November 2009 hanya sebesar 11.000 tenaga kerja. Angka ini bahkan hanya sepersepuluh dari perkiraan 82 ekonom yang disurvey Bloomberg, yang menyebut angka 125.000 tenaga kerja. Fakta-fakta ini jelas mendorong kenaikan bursa saham AS. Pada penutupan perdagangan Jumat (4/12) waktu setempat, indeks Dow Jones naik 0,22% ke level 10.388,9. Sedangkan, indeks S&P 500 ikut menjulang 0,55% ke level 1.105,98. "Angka ini mengkonfirmasi kalau resesi mulai pergi," ujar Kepala Ekonom Credit Suisse Neal Soss, kepada Bloomberg, Sabtu (5/12). Meski, jelas Soss, masih tingginya tingkat pengangguran di AS, jelas menunjukkan kalau pemulihan belum akan segera terjadi dalam waktu dekat.Membaiknya angka pengangguran AS juga mendongkrak nilai tukar dollar AS. Indeks mata uang Uwak Sam tersebut pada perdagangan Jumat (4/12), berhasil naik 1,8% terhadap enam mata uang utama dunia. Harga emas di pasar berjangka juga terkoreksi dari harga rekornya. Reli dollar AS, mengurangi minat investor membeli emas. Maklum, emas menjadi buruan, karena dianggap safe haven saat dollar AS turun. Bahkan, kupon bunga obligasi AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan, naik menjadi 3,48% dari posisi sebelumnya 3,39%.Sentimen positif juga datang dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed, Ben S. Bernanke. Ia bilang, meski pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat, The Fed bakal terus mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Tujuannya, agar ekspansi usaha bisa berjalan lebih baik dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.Penegasan serupa juga datang dari Presiden AS Barack Obama. Pada pidato Kamis (3/12), Obama mengungkapkan, defisit fiskal AS yang mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 1,4 triliun, memaksa pemerintah untuk fokus pada penciptaan lapangan kerja. Artinya, ekonomi bakal terus tumbuh, untuk mampu menyerap tingkat pengangguran yang ada saat ini. Penjualan Ritel Dirediksi NaikMembaiknya tingkat pengangguran AS, juga membuat para ekonom yakin kalau tingkat penjualan ritel AS pada November 2009 bakal ikut naik. Kalau itu terjadi, berarti kenaikan penjualan ritel AS ini sudah merupakan yang ketigakalinya sejak empat bulan terakhir.Berdasarkan survey Bloomberg terhadap 62 ekonom, pembelian ritel AS November 2009 naik 0,7%. Survey juga mengatakan, kalau tingkat kepercayaan konsumen juga bakal tumbuh lebih baik di November 2009 ketimbang bulan sebelumnya. "Data pengangguran AS memberi sinyal positif pada data-data ekonomi yang lain," ungkap Presiden Clearview Economic LLC Ken Mayland kepada Bloomberg, Minggu (6/12). Soalnya, tambah Mayland, dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja, maka pembelian di barang-barang konsumsi, seperti rumah, mobil, dan perlengkapan lain bakal meningkat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tingkat Pengangguran Turun, Bursa Saham AS Menguat
JAKARTA. Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) merekah terdorong data pengangguran AS yang menurun. Pemerintah AS, akhir pekan lalu, mengumumkan tingkat pengangguran AS pada November 2009 bertengger di level 10%. Angka ini menurun dari posisi pada Oktober 2009 yang sebesar 10,2%.Menteri Keuangan AS Timothy Geithner juga mengeluarkan statemen positif, kalau bursa tenaga kerja diperkirakan terus membaik. Buktinya, tingkat kehilangan pekerjaan atawa penambahan pengangguran di AS pada November 2009 hanya sebesar 11.000 tenaga kerja. Angka ini bahkan hanya sepersepuluh dari perkiraan 82 ekonom yang disurvey Bloomberg, yang menyebut angka 125.000 tenaga kerja. Fakta-fakta ini jelas mendorong kenaikan bursa saham AS. Pada penutupan perdagangan Jumat (4/12) waktu setempat, indeks Dow Jones naik 0,22% ke level 10.388,9. Sedangkan, indeks S&P 500 ikut menjulang 0,55% ke level 1.105,98. "Angka ini mengkonfirmasi kalau resesi mulai pergi," ujar Kepala Ekonom Credit Suisse Neal Soss, kepada Bloomberg, Sabtu (5/12). Meski, jelas Soss, masih tingginya tingkat pengangguran di AS, jelas menunjukkan kalau pemulihan belum akan segera terjadi dalam waktu dekat.Membaiknya angka pengangguran AS juga mendongkrak nilai tukar dollar AS. Indeks mata uang Uwak Sam tersebut pada perdagangan Jumat (4/12), berhasil naik 1,8% terhadap enam mata uang utama dunia. Harga emas di pasar berjangka juga terkoreksi dari harga rekornya. Reli dollar AS, mengurangi minat investor membeli emas. Maklum, emas menjadi buruan, karena dianggap safe haven saat dollar AS turun. Bahkan, kupon bunga obligasi AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan, naik menjadi 3,48% dari posisi sebelumnya 3,39%.Sentimen positif juga datang dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed, Ben S. Bernanke. Ia bilang, meski pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat, The Fed bakal terus mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Tujuannya, agar ekspansi usaha bisa berjalan lebih baik dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.Penegasan serupa juga datang dari Presiden AS Barack Obama. Pada pidato Kamis (3/12), Obama mengungkapkan, defisit fiskal AS yang mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 1,4 triliun, memaksa pemerintah untuk fokus pada penciptaan lapangan kerja. Artinya, ekonomi bakal terus tumbuh, untuk mampu menyerap tingkat pengangguran yang ada saat ini. Penjualan Ritel Dirediksi NaikMembaiknya tingkat pengangguran AS, juga membuat para ekonom yakin kalau tingkat penjualan ritel AS pada November 2009 bakal ikut naik. Kalau itu terjadi, berarti kenaikan penjualan ritel AS ini sudah merupakan yang ketigakalinya sejak empat bulan terakhir.Berdasarkan survey Bloomberg terhadap 62 ekonom, pembelian ritel AS November 2009 naik 0,7%. Survey juga mengatakan, kalau tingkat kepercayaan konsumen juga bakal tumbuh lebih baik di November 2009 ketimbang bulan sebelumnya. "Data pengangguran AS memberi sinyal positif pada data-data ekonomi yang lain," ungkap Presiden Clearview Economic LLC Ken Mayland kepada Bloomberg, Minggu (6/12). Soalnya, tambah Mayland, dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja, maka pembelian di barang-barang konsumsi, seperti rumah, mobil, dan perlengkapan lain bakal meningkat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News