JAKARTA. Lima bulan telah berlalu, namun penyerapan anggaran kementerian dan lembaga tahun ini masih saja rendah. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mencatat, hingga 31 Mei lalu, anggaran yang terpakai baru 26,2% dari total belanja dalam APBN-P 2010 yang mencapai Rp 355,5 triliun.Menurut Syahrial Loetan, Sekretaris Utama Kementerian Negara PPN/Bappenas, angka penyerapan tersebut lebih rendah ketimbang periode sama tahun yang mencapai 28,7% dari total belanja instansi pemerintah yang senilai Rp 327,6 triliun. "Padahal, penyerapan anggaran yang lebih cepat berpengaruh terhadap roda perekonomian," tegasnya kemarin (14/6).Menurut Syahrial, penyerapan anggaran yang lebih besar bakal berkorelasi dengan penciptaan lapangan kerja baru. Selain itu, laju belanja itu akan menciptakan dampak bola saju ekonomi yang lebih banyak. "Hitungan di atas kertas, selama lima bulan pertama semestinya penyerapan anggaran sudah sekitar 40%," ungkapnya.Syahrial bilang, rendahnya penyerapan anggaran ini terjadi akibat para instansi pemerintah masih memegang pola lama. Mereka tidak kunjung menggelar program dan proyek hingga hingga keluarnya jatah pasti anggaran. Mereka takut bujet tidak sesuai dengan plafon anggaran yang disetujui sebelumnya.Idealnya, kekhawatiran itu tak perlu ada. Asalkan, setiap instansi pemerintah bisa berkomunikasi dengan baik dengan tiap komisi di DPR para mitranya, terutama dalam penyusunan anggaran.Syahrial memastikan bahwa pemerintah berupaya agar penyerapan anggaran lebih cepat. Caranya, setiap instansi pemerintah boleh melakukan pengadaan barang dan jasa mulai Oktober tahun sebelumnya, tanpa perlu menunggu awal tahun.Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, ada dua penyebab penghambat tingkat penyerapan anggaran. Pertama, Kabinet Indonesia Bersatu II baru berjalan. Kedua, kuasa pemegang maupun pengelola anggaran di instansi belum familier sehingga butuh penyesuaian dalam penggunaan anggaran.Namun, Syahrial tetap optimistis bahwa penyerapan anggaran di bulan-bulan berikutnya akan lebih bagus. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, pengadaan barang dan jasa ramai pada triwulan ketiga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tingkat Penyerapan Belanja Instansi Pemerintah Masih 26,2%
JAKARTA. Lima bulan telah berlalu, namun penyerapan anggaran kementerian dan lembaga tahun ini masih saja rendah. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mencatat, hingga 31 Mei lalu, anggaran yang terpakai baru 26,2% dari total belanja dalam APBN-P 2010 yang mencapai Rp 355,5 triliun.Menurut Syahrial Loetan, Sekretaris Utama Kementerian Negara PPN/Bappenas, angka penyerapan tersebut lebih rendah ketimbang periode sama tahun yang mencapai 28,7% dari total belanja instansi pemerintah yang senilai Rp 327,6 triliun. "Padahal, penyerapan anggaran yang lebih cepat berpengaruh terhadap roda perekonomian," tegasnya kemarin (14/6).Menurut Syahrial, penyerapan anggaran yang lebih besar bakal berkorelasi dengan penciptaan lapangan kerja baru. Selain itu, laju belanja itu akan menciptakan dampak bola saju ekonomi yang lebih banyak. "Hitungan di atas kertas, selama lima bulan pertama semestinya penyerapan anggaran sudah sekitar 40%," ungkapnya.Syahrial bilang, rendahnya penyerapan anggaran ini terjadi akibat para instansi pemerintah masih memegang pola lama. Mereka tidak kunjung menggelar program dan proyek hingga hingga keluarnya jatah pasti anggaran. Mereka takut bujet tidak sesuai dengan plafon anggaran yang disetujui sebelumnya.Idealnya, kekhawatiran itu tak perlu ada. Asalkan, setiap instansi pemerintah bisa berkomunikasi dengan baik dengan tiap komisi di DPR para mitranya, terutama dalam penyusunan anggaran.Syahrial memastikan bahwa pemerintah berupaya agar penyerapan anggaran lebih cepat. Caranya, setiap instansi pemerintah boleh melakukan pengadaan barang dan jasa mulai Oktober tahun sebelumnya, tanpa perlu menunggu awal tahun.Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, ada dua penyebab penghambat tingkat penyerapan anggaran. Pertama, Kabinet Indonesia Bersatu II baru berjalan. Kedua, kuasa pemegang maupun pengelola anggaran di instansi belum familier sehingga butuh penyesuaian dalam penggunaan anggaran.Namun, Syahrial tetap optimistis bahwa penyerapan anggaran di bulan-bulan berikutnya akan lebih bagus. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, pengadaan barang dan jasa ramai pada triwulan ketiga.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News