Tingkat Upah di Jepang Naik, BOJ Percaya Inflasi Bakal Terdorong



KONTAN.CO.ID - TOKYO . Upah minimum di Jepang meningkat dan berpotensi mendorong inflasi. Bank sentral Jepang mengatakan, potensi inflasi bisa terjadi karena biaya jasa yang lebih tinggi dan menandakan keyakinan atas prospek serta inflasi secara berkelanjutan bisa target inflasi 2%.

Kenaikan upah yang berkelanjutan dan meluas merupakan salah satu syarat yang ditetapkan Bank of Japan dalam menaikkan suku bunga dari level mendekati nol saat ini.

BOJ dalam laporan triwulanan menjelaskan, upah minimum rata-rata akan naik mencapai rekor 5,1% dalam tahun fiskal hingga akhir Maret 2025. "Jika upah minimum Jepang terus meningkat, itu kemungkinan akan mendorong kenaikan harga terutama untuk jasa," kata BOJ.


BOJ dalam laporan tersebut menjelaskan, kenaikan upah minimum sebesar 1% akan mendorong kenaikan tarif jasa, sebagaimana diukur dalam indeks harga konsumen, sebesar 0,07 poin persentase.

Baca Juga: IHSG Turun 0,73% ke 7.518,9 di Sesi I Jumat (1/11), Top Losers: CPIN, SMRA, INDF

Analisis deflator produk domestik bruto (PDB) Jepang, yang mengukur perubahan harga barang dan jasa juga menunjukkan pendorong utama inflasi telah bergeser ke biaya tenaga kerja unit dari laba unit sejak 2024. Temuan tersebut menunjukkan inflasi Jepang lebih didorong kenaikan biaya tenaga kerja daripada kenaikan biaya bahan baku.

BOJ mengakhiri suku bunga negatif pada Maret dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25% pada bulan Juli. Pandangan Jepang membuat kemajuan untuk menuju target inflasi 2% secara berkelanjutan.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan, kenaikan inflasi harus didorong permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan upah yang solid agar bank sentral dapat terus menaikkan suku bunga. Dengan meningkatnya biaya hidup yang menekan rumah tangga, Partai Demokrat Liberal Perdana Menteri Shigeru Ishiba telah berjanji menaikkan upah minimum rata-rata sebesar 42% menjadi ¥ 1.500 per jam pada akhir dekade ini.

Sementara kekurangan tenaga kerja yang semakin parah telah menyebabkan kenaikan gaji yang sangat besar dalam negosiasi upah tahun ini dengan serikat pekerja. Ada ketidakpastian mengenai apakah perusahaan akan terus menaikkan gaji karena pertumbuhan global yang melambat membebani laba.

Ekonomi Jepang diperkirakan melambat tajam pada kuartal ketiga karena permintaan global yang menurun dan tingginya biaya hidup yang membebani ekspor dan konsumsi, menurut jajak pendapat Reuters.

Inflasi konsumen inti mencapai 2,4% pada September, melampaui target BOJ sebesar 2% selama lebih dari dua tahun, meskipun banyak analis mengatakan kenaikan tersebut terus didorong lebih oleh kenaikan biaya bahan baku daripada tekanan upah.

Baca Juga: Bunga Acuan BOJ Tetap, Potensi Kenaikan Akan Ditentukan Kemudian

Editor: Avanty Nurdiana