Tingkatkan efisiensi, Bank BJB tekan rasio biaya sampai ke 62%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) menyebut, berhasil meningkatkan efisiensi. Hal ini tercermin dari cost to income ratio (CIR) perseroan kuartal I-2018 yang tercatat sebesar 62,7% atau menurun dari posisi setahun sebelumnya di 68,9%.

Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, pihaknya memang telah melakukan efisiensi salah satunya dengan mengoptimalkan biaya dana perseroan.

"Kami jaga struktur pendanaan kami, sekaligus jaga NSFR (net stabil funding ratio) di 100% lebih. Pendanaan juga sudah meningkat dengan CASA (dana murah) di sekitar 46%," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/4).


Selain efisiensi, BJB juga berhasil menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Per 31 Maret 2017 tercatat NPL perseroan berada di level 1,6% atau stabil jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Ahmad, rasio NPL tersebut sudah jauh lebih rendah dari rasio NPL industri perbankan per Februari 2018 yang sebesar 2,88%.

Beberapa indikator rasio keuangan Bank BJB juga terjaga, salah satunya loan to deposit ratio (LDR) yang berada di posisi 81,6% atau naik tipis dari posisi kuartal I 2017 sebesar 80,24%.

Adapun, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada di posisi 17,3% di kuartal I 2018 naik dari tahun lalu yakni 17,04%. Guna meningkatkan kualitas pendanaan, pada triwulan II 2018 ini perseroan juga akan melakukan proses penerbitan penawaran umum berkelanjutan (PUB) I Obligasi tahap II.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari PUB I obligasi tahap I 2017 lalu dengan target dana sebesar Rp 2 triliun. "Emisi kami Rp 4,5 triliun, tahun lalu sudah diterbitkan Rp 2,5 triliun, sekarang tinggal Rp 2 triliun akan diterbitkan bulan Juni 2018," tambah Irfan. Rencananya, dana tersebut akan digunakan perseroan untuk mendorong ekspansi kredit yang dipatok tumbuh 12% hingga 14% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia