JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara XI terus meningkatkan kapasitas produksi pabrik gulanya tahun ini. Untuk itu PTPN XI akan menganggarkan dana sekitar Rp 300 miliar - Rp 400 miliar. Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengungkapkan, tahun ini PTPN XI akan meningkatkan kapasitas dari beberapa pabrik, diantaranya Pabrik Gula (PG) Asembagus, PG Perajegan, PG Sudono, PG Pagotan dan PG Purwodadi. "Kapasitas pabrik ini akan ditingkatkan dari sekitar 2.500 ton - 3.000 ton menjadi 3.000 - 3.500 ton per tahun," ujar Adig Senin (31/1).Peningkatan kapasitas produksi pabrik gula milik PTPN XI ini sebenarnya sudah berjalan dari beberapa waktu lalu. Adig bilang, selain lima PG yang akan ditingkatkan kapasitasnya itu, saat ini PTPN XI juga tengah meningkatkan kapasitas PG Jatiroto dan PG Semboro. "Peningkatan kapasitas PG Jatiroto sudah berjalan dari 5.500 ton menjadi 7.500 ton per tahun. Sedangkan PG Semboro dinaikkan kapasitasnya dari 4.500 ton menjadi 7.000 ton per tahun," katanya.Meski saat ini tengah meningkatkan kapasitas produksi beberapa pabrik gulanya, tapi Adig mengakui saat ini masih ada PG milik PTPN XI yang ada dalam status PG dalam pengawasan khusus. Dari 16 PG milik PTPN XI, Adig bilang ada tujuh PG yang statusnya dalam pengawasan khusus. Pabrik gula yang masuk dalam kategori pengawasan khusus di sini adalah pabrik gula yang masih kekurangan bahan baku.Adig bilang, beberapa pabrik gula milik PTPN XI yang ada dalam pengawasan khusus ini antara lain PG Kanigoro, PG Kedawung, PG Pajalakan, PG Ringin anom, PG Olehan, dan PG Panji. Keseluruhan PG ini berlokasi di Jawa Timur. "Tujuh PG yang dalam pengawasan ini bahan bakunya belum memenuhi harapan, salah satunya karena kendala lahan," ungkap Adig.Untuk mengatasi masalah ini, PTPN melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Beberapa waktu lalu, perusahaan pelat merah ini telah mendapatkan komitmen dari pemerintah provinsi Jawa Timur untuk memasok tebu sebagai bahan baku pabrik gulanya.Nantinya, pemerintah provinsi akan membantu pabrik gula menyediakan lahan perkebunan tebu. Kebijakan ini juga akan diikuti para bupati dan walikota di Jawa Timur. Menurut Adig, persoalan utama pabrik gula di Jawa Timur adalah kekurangan bahan baku.Staf Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Colosewoko membenarkan mengenai kekurangan bahan baku ini. Menurutnya, kekurangan bahan baku yang dialami PTPN XI ini disebabkan karena kurangnya daya dukung lahan perkebunan tebu. "Ada PG yang lahannya memang terbatas," ujarnya kepada KONTAN Senin (31/1). Kekurangan bahan baku ini juga bisa disebabkan karena lokasinya berdekatan dengan PG lain, sehingga kue bahan baku harus diperebutkan bersama.Colo menambahkan, terbatasnya lahan yang dimiliki oleh PTPN ini juga disebabkan karena mereka harus bersaing dengan tanaman pangan lain. Menurutnya, jika ada tanaman pangan yang lain lebih menarik, maka petani akan lebih memilih untuk menanam jenis tanaman ini. Karena itu, lahan tebu bisa jadi terus menyusut.
Tingkatkan kapasitas pabrik, PTPN XI alokasikan investasi Rp 400 M
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara XI terus meningkatkan kapasitas produksi pabrik gulanya tahun ini. Untuk itu PTPN XI akan menganggarkan dana sekitar Rp 300 miliar - Rp 400 miliar. Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengungkapkan, tahun ini PTPN XI akan meningkatkan kapasitas dari beberapa pabrik, diantaranya Pabrik Gula (PG) Asembagus, PG Perajegan, PG Sudono, PG Pagotan dan PG Purwodadi. "Kapasitas pabrik ini akan ditingkatkan dari sekitar 2.500 ton - 3.000 ton menjadi 3.000 - 3.500 ton per tahun," ujar Adig Senin (31/1).Peningkatan kapasitas produksi pabrik gula milik PTPN XI ini sebenarnya sudah berjalan dari beberapa waktu lalu. Adig bilang, selain lima PG yang akan ditingkatkan kapasitasnya itu, saat ini PTPN XI juga tengah meningkatkan kapasitas PG Jatiroto dan PG Semboro. "Peningkatan kapasitas PG Jatiroto sudah berjalan dari 5.500 ton menjadi 7.500 ton per tahun. Sedangkan PG Semboro dinaikkan kapasitasnya dari 4.500 ton menjadi 7.000 ton per tahun," katanya.Meski saat ini tengah meningkatkan kapasitas produksi beberapa pabrik gulanya, tapi Adig mengakui saat ini masih ada PG milik PTPN XI yang ada dalam status PG dalam pengawasan khusus. Dari 16 PG milik PTPN XI, Adig bilang ada tujuh PG yang statusnya dalam pengawasan khusus. Pabrik gula yang masuk dalam kategori pengawasan khusus di sini adalah pabrik gula yang masih kekurangan bahan baku.Adig bilang, beberapa pabrik gula milik PTPN XI yang ada dalam pengawasan khusus ini antara lain PG Kanigoro, PG Kedawung, PG Pajalakan, PG Ringin anom, PG Olehan, dan PG Panji. Keseluruhan PG ini berlokasi di Jawa Timur. "Tujuh PG yang dalam pengawasan ini bahan bakunya belum memenuhi harapan, salah satunya karena kendala lahan," ungkap Adig.Untuk mengatasi masalah ini, PTPN melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Beberapa waktu lalu, perusahaan pelat merah ini telah mendapatkan komitmen dari pemerintah provinsi Jawa Timur untuk memasok tebu sebagai bahan baku pabrik gulanya.Nantinya, pemerintah provinsi akan membantu pabrik gula menyediakan lahan perkebunan tebu. Kebijakan ini juga akan diikuti para bupati dan walikota di Jawa Timur. Menurut Adig, persoalan utama pabrik gula di Jawa Timur adalah kekurangan bahan baku.Staf Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Colosewoko membenarkan mengenai kekurangan bahan baku ini. Menurutnya, kekurangan bahan baku yang dialami PTPN XI ini disebabkan karena kurangnya daya dukung lahan perkebunan tebu. "Ada PG yang lahannya memang terbatas," ujarnya kepada KONTAN Senin (31/1). Kekurangan bahan baku ini juga bisa disebabkan karena lokasinya berdekatan dengan PG lain, sehingga kue bahan baku harus diperebutkan bersama.Colo menambahkan, terbatasnya lahan yang dimiliki oleh PTPN ini juga disebabkan karena mereka harus bersaing dengan tanaman pangan lain. Menurutnya, jika ada tanaman pangan yang lain lebih menarik, maka petani akan lebih memilih untuk menanam jenis tanaman ini. Karena itu, lahan tebu bisa jadi terus menyusut.