Tahun lalu, jumlah initial public offering (IPO), yakni 37 emiten, cukup banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tak mustahil, tahun ini akan ada 30 hingga 40 perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Tapi, saya mengamati, ada kecenderungan dari BEI untuk mengejar target. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil, semuanya didorong untuk melangsungkan IPO. Apalagi, jika dibandingkan dengan perusahaan yang masuk Bursa Malaysia sebanyak 900 emiten, maka jumlah perusahaan terbuka di Indonesia masih cukup sedikit. Akhirnya, muncul IPO-IPO perusahaan dengan nilai aset terbilang rendah. IPO yang seperti ini jumlah sahamnya tak terlalu banyak. Dan, biasanya tidak benar-benar dilempar ke investor publik. Jika dulu biasanya untuk IPO nilai emisi bisa mencapai Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun, maka belakangan target IPO hanya Rp 100 miliar hingga Rp 200 miliar.
Tingkatkan kualitas IPO dan investor
Tahun lalu, jumlah initial public offering (IPO), yakni 37 emiten, cukup banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tak mustahil, tahun ini akan ada 30 hingga 40 perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Tapi, saya mengamati, ada kecenderungan dari BEI untuk mengejar target. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil, semuanya didorong untuk melangsungkan IPO. Apalagi, jika dibandingkan dengan perusahaan yang masuk Bursa Malaysia sebanyak 900 emiten, maka jumlah perusahaan terbuka di Indonesia masih cukup sedikit. Akhirnya, muncul IPO-IPO perusahaan dengan nilai aset terbilang rendah. IPO yang seperti ini jumlah sahamnya tak terlalu banyak. Dan, biasanya tidak benar-benar dilempar ke investor publik. Jika dulu biasanya untuk IPO nilai emisi bisa mencapai Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun, maka belakangan target IPO hanya Rp 100 miliar hingga Rp 200 miliar.