Tingkatkan layanan data, Pegadaian gandeng BPS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memperluas layanan gadai kepada masyarakat di seluruh Indonesia, PT Pegadaian (Persero) menjalin kerjasama untuk meningkatkan pemanfaatan produk dan layanan dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Direktur Utama Pegadaian (Kuswiyoto) dan Kepala BPS Suhariyanto.

"Pegadaian terus meningkatkan sistem layanannya kepada seluruh nasabah di Indonesia dengan mengembangkan produk - produk perusahaan, untuk mendukungnya kami menjalin kerjasama dengan BPS dalam pemanfaatan produk dan layanan," kata Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto dalam keterangan tertulis pada Selasa (26/11).

Baca Juga: Inilah peluang dan tantangan industri multifinance di 2020


Kuswiyoto mengatakan dalam kerjasama kali ini, Pegadaian akan memfasilitasi penyediaan pertukaran data atau informasi di bidang statistik dalam layanan perseroan. Tidak hanya itu, kerjasama tersebut juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan dalam memanfaatkan kemampuan masing-masing pihak untuk melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan bidang usaha sesuai ketentuan yang berlaku.

Lebih lanjut, Kuswiyoto menjelaskan kerja sama dengan BPS sebagai pedoman dan langkah awal dalam meningkatkan sistem penjualan dan pemasaran melalui kompetensi masing-masing pihak, fasilitas serta pemberian jasa dengan prinsip saling menguntungkan.

"Kerjasama kali ini juga tidak hanya berfokus pada layanan Pegadaian saja, tapi juga sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap pelaksanaan kegiatan sensus dan survei penduduk yang dilakukan oleh BPS di tahun 2020 mendatang. Kita tahu bahwa kegiatan tersebut merupakan rutinitas setiap lima tahun sekali, maka itu dengan adanya kerjasama ini kegiatan sensus dan survei penduduk akan lebih lancar, " ujarnya.

Baca Juga: Pelaku industri perbankan minta batasan wajib spin off unit syariah diundur

Asal tahu saja, penyaluran pinjaman pegadaian tumbuh 17,72% secara year on year (yoy). Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan industri pembiayaan yang hanya meningkat 3,53% menjadi Rp 451,11 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi