Tingkatkan Perlindungan Pengguna, Google Hapus 5,2 miliar Iklan Sepanjang 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen Google terus berupaya meningkatkan perlindungan bagi pengguna global. 

Alejandro Borgia, Director, Ads Safety & Safety Google dalam diskusi yang digelar secara daring pada Senin (27/3) mengungkapkan, Google memikul kepercayaan besar dari para pengguna baik individu maupun bisnis. 

"Maka, kami bekerja keras untuk mencegah penyalahgunaan sekaligus mendukung kesuksesan publisher dan bisnis segala ukuran," katanya. 


Saat ini Google mempekerjakan ribuan orang untuk membuat kebijakan yang efektif bagi publisher dan pengiklan, lalu melakukan menegakkan aturan sepanjang waktu. 

Google secara berkelanjutan juga berupaya meningkatkan efektivitas kebijakan. Misalnya selama tahun 2022 lalu, Google menambahkan atau memperbarui 29 kebijakan bagi pengiklan dan publisher. 

"Kebijakan ini meliputi penyediaan program verifikasi jasa keuangan di 10 negara baru, perluasan jangkauan perlindungan untuk remaja, dan penguatan kebijakan iklan pemilu," kata Borgia.

Borgia menegaskan semua kebijakan Google untuk membantu melindungi pengguna. "Tahun lalu, kami juga telah menghapus lebih dari 5,2 miliar iklan, dan membatasi lebih dari 4,3 miliar iklan, serta menangguhkan lebih dari 6,7 juta akun pengiklan. Angka ini menunjukkan peningkatan jumlah iklan yang dihapus sebanyak 2 miliar dibanding dengan tahun 2021," katanya.

Google juga melaporkan telah memblokir atau membatasi penayangan iklan di lebih dari 1,5 miliar halaman publisher serta mengambil tindakan penegakan yang lebih besar pada tingkat situs terhadap lebih dari 143.000 situs publisher. 

Untuk menegakkan kebijakan dengan skala semasif ini, Google mengkombinasikan tenaga manusia dan sistem otomatis yang didukung Artificial Intelligence (AI) serta machine learning. Cara ini membantu kami memindai konten dan mendeteksi pelanggaran di seluruh dunia dengan lebih baik.

Pada kesempatan itu Alejandro Borgia,  juga mengungkapkan bahwa beberapa tahun terakhir, Google melakukan banyak hal untuk menghalau misinformasi dan klaim menyesatkan di ekosistem iklan. 

Editor: Syamsul Azhar