Tingkatkan Produksi Pertanian, Polbangtan Kementan Beri Edukasi ke Petani



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor dan Komisi-IV DPR, menyelenggarakan Bimtek mengenai Pemupukan Berimbang pada Sabtu (22/7). 

Program ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, mengemukakan bahwa upaya ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan kualitas di bidang pertanian. Hal senada diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang mengapresiasi kontribusi semua pihak yang terlibat dalam pertanian.


Baca Juga: Sinergi Multi-Stakeholders, BUMN Genjot Produksi Kopi Rakyat di Jawa Tengah

Bimtek diselenggarakan sebagai dukungan untuk program pembangunan pertanian yang memprioritaskan petani dan penyuluh sebagai penggerak utama. Materi disajikan sesuai kebutuhan petani milenial dan penyuluh pertanian di Kabupaten Majalengka.

Ketua Jurusan Pertanian Polbangtan Bogor, Endang Krisnawati, menjelaskan bahwa salah satu tantangan adalah mendidik petani tentang pemupukan berimbang. Ini dilakukan untuk mendorong penggunaan pupuk yang lebih efisien dan hasil panen yang lebih baik.

"Banyak petani masih beranggapan bahwa penggunaan pupuk, khususnya urea, yang banyak akan menghasilkan tanaman yang lebih baik," ujarnya dalam siaran pers Kementan, Senin (24/7).

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta, terdiri dari petani, penyuluh, milenial, dan kelompok tani di Kabupaten Majalengka. Selain mendapatkan materi teoritis, peserta juga diajarkan keterampilan praktis untuk membuat pupuk bokashi dari kotoran ternak.

Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Yakin Bisa Penuhi Target Kinerja Tahun Ini

Salah satu narasumber, Mulyana, menyatakan bahwa proses pembuatan Bokashi melibatkan perubahan kebiasaan dari pupuk kimia ke pupuk alami. Bokashi dibuat dari kotoran domba, dikarenakan mudah terurai dan aman. 

Proses pembuatannya melibatkan pencampuran bahan lain seperti dedak, serbuk gergaji, kapur, Em4, dan gula atau molases, diikuti dengan fermentasi selama 21 hari. Bokashi siap digunakan di lahan pertanian dengan dosis 150 gram hingga 200 gram per meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli