Tingkatkan produktifitas lahan, Eterindo Wahanatama (ETWA) fokus tambah modal



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten perkebunan kelapa sawit terpadu PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) masih terus akan fokus pada aksi korporasi berupa private placement.

Sebagai informasi ETWA berencana melakukan private placement dengan merilis maksimal 3,7 miliar saham. Porsi saham itu setara 79,26% dari modal ditempatkan dan disetor setelah konversi utang menjadi saham dan private placement.

Direktur  PT Eterindo Wahanatama Tbk Azwar Alinuddin mengungkapkan jika penyetoran modal baru yang diperoleh dari PMTHMETD direncanakan, setelah dikurangi dengan seluruh biaya emisi, akan digunakan untuk rehabilitasi kebun sekitar 42% dan untuk uang muka pembangunan PKS sekitar 58%.


"Jadi skema detailnya, ada dua aksi korporasi yang dilakukan perseroan yaitu, konversi utang ke saham sejumlah Rp 232,5 miliar dan penambahan modal baru sejumlah Rp 45 miliar," jelasnya kepada Kontan, baru-baru ini.

Baca Juga: Eterindo Wahanatama (ETWA ) masih menunggu investor baru untuk perbaiki kinerja

Mengenai efek dari aksi korporasi terhadap kinerja Perseroan, Azwar menjelaskan jika sebelum dilakukan aksi korporasi, net equity perseroan negatif Rp 323 miliar.

Lalu, setelah dilakukan menjadi negatif Rp 45 miliar. Ia menegaskan, penjelasan atas perubahan tersebut akan menyusul secara mendetail.

Ia mengingatkan, pada tahun 2021 perseroan hanya fokus pada aksi korporasi yaitu konversi utang ke saham dan penambahan modal baru yang diharapkan dananya masuk dalam bulan Desember ini. "Jadi hingga saat ini belum ada penyerapan capex dari penambahan modal," ujarnya lagi.

Baca Juga: Ini deretan emiten yang memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir

Sebagai informasi, ETWA tercatat sudah tidak lagi memproduksi biodiesel dan produk kimia sejak tahun 2020 silam. Hal ini lantaran kurangnya suntikan modal kerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan.

Lalu, pada tahun 2020 ETWA tidak lagi memproduksi biodiesel (fame) dan juga produk kimia. Sedangkan di tahun 2019 silam, perusahaan masih mampu menjalankan produksi masing-masing sebanyak 10.035 ton dan 11.700 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli