KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor ritel akan meningkatkan produktivitas toko untuk melengkapi ekspansi ke berbagai wilayah baru. Di awal tahun ini, kinerja emiten sektor ritel terangkat sentimen lebaran idul fitri yang berdampak pada peningkatan penjualan. Berikut rekomendasi saham emiten sektor ritel dari beberapa analis. 1. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) Berkaca dari hasil 2023 yang kuat, Indo Premier Sekuritas meningkatkan perkiraan pendapatan ACES menjadi sebesar Rp 8,25 triliun untuk tahun 2024.
Perkiraan Same Sales Store Growth (SSSG) sebesar 6,5% YoY memiliki ruang untuk menghasilkan leverage operasi yang positif dengan dukungan dari pertumbuhan upah tahun ini yang ramah akan berdampak pada peningkatan margin Ebitda sebesar 75bps YoY. Baca Juga: Sentimen Iran vs Israel Mengganjal Usai Libur Idul Fitri, Cek Saham Berikut Ini Terlebih lagi, produktivitas toko ACES telah menjadi indikator utama untuk kelipatan penilaian harga sahamnya. Pada kuartal I-2024, ACES telah membuka sebanyak 4 toko baru. Tahun ini, Ace Hardware diperkirakan bakal membuka sekitar 10-15 toko baru. Oleh karena itu, rekomendasi ACES dinaikkan menjadi Beli karena mengharapkan adanya pemeringkatan ulang seiring peningkatan produktivitas toko di 2024. Selain itu, ACES masih diperdagangkan dengan valuasi lebih rendah sebesar 18,2x P/E 2024 dibandingkan rekan-rekan emiten ritel lainnya sebesar 20,6x P/E 2024. Rekomendasi : Buy Target Harga : Rp 1.080 Analis Indo Premier Sekuritas, Lukito Supriadi, dalam riset 1 April 2024 2. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Mirae Asset Sekuritas mempertahankan sikap konservatif terhadap prospek AMRT pada 2024, sejalan dengan perkiraan pertumbuhan pendapatan di atas 10%. Proyeksi ini mencerminkan pandangan bahwa peluncuran toko akan menjadi pendorong utama peningkatan pendapatan AMRT. AMRT akan melanjutkan strategi ekspansinya di luar pulau Jawa dan wilayah Jabodetabek yang akan berdampak pada biaya operasional yang lebih murah dari sisi sewa dan gaji, serta dapat meningkatkan produktivitas toko. Namun, kondisi perekonomian masih penuh tantangan dan prospek pembelian konsumen yang tidak menentu akibat kurangnya katalis langsung seperti penurunan suku bunga acuan.
AMRT Chart by TradingView