JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk. tampaknya cukup serius dalam mendiversifikasi usaha diluar penambangan logam timah. Perusahaan pelat merah ini siap menginvestasikan dana Rp 20 miliar untuk pembangunan mini plant pengolahan mineral tanah jarang atawa rare earth dengan kapasitas produksi 40 kilogram (kg) - 50 kg per hari. Tanah jarang adalah mineral yang bisa diolah menjadi bahan baku untuk kebutuhan industri elektronik dan komunikasi. Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan Timah mengatakan olahan tanah jarang nanti bakal diekspor. "Salah satunya, kami masih dalam tahap negosiasi dengan calon pembeli yakni produsen elektronik di Jepang," ujar Agung kepada KONTAN, Kamis, (6/3). Saat ini Timah telah menyelesaikan tender engineering procurement and construction (EPC). Dalam waktu dekat perusahaan akan menetapkan pemenang tender untuk membangun mini plant pabrik pengolahan yang ada di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka-Belitung.
TINS akan mengolah tanah jarang
JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk. tampaknya cukup serius dalam mendiversifikasi usaha diluar penambangan logam timah. Perusahaan pelat merah ini siap menginvestasikan dana Rp 20 miliar untuk pembangunan mini plant pengolahan mineral tanah jarang atawa rare earth dengan kapasitas produksi 40 kilogram (kg) - 50 kg per hari. Tanah jarang adalah mineral yang bisa diolah menjadi bahan baku untuk kebutuhan industri elektronik dan komunikasi. Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan Timah mengatakan olahan tanah jarang nanti bakal diekspor. "Salah satunya, kami masih dalam tahap negosiasi dengan calon pembeli yakni produsen elektronik di Jepang," ujar Agung kepada KONTAN, Kamis, (6/3). Saat ini Timah telah menyelesaikan tender engineering procurement and construction (EPC). Dalam waktu dekat perusahaan akan menetapkan pemenang tender untuk membangun mini plant pabrik pengolahan yang ada di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka-Belitung.