JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berupaya mengukuhkan diri di pentas bisnis global. BUMN timah ini telah mengajukan 18 blok tambahan untuk menambang timah di Myanmar. Masing-masing blok memiliki luas 10.000 hektare (ha).Dengan demikian, total luas areanya mencapai 180.000 ha. "Kami sudah mengajukan sejak Januari 2014 kemarin," ujar Sukrisno, Direktur Utama TINS kepada KONTAN, Jumat (21/2).Tambahan area ini merupakan antisipasi jika 10.000 ha yang telah diajukan sebelumnya tidak bisa diperoleh secara utuh. Hal ini lantaran, di wilayah tersebut terdapat situs-situs yang tidak boleh dirusak.Ini sebabnya, hingga kini izin dari Kementerian Kebudayaan Myanmar belum memberikan izin eksplorasi. Sukrisno bilang, kemungkinan luas area tambangnya tidak akan mencapai 10.000 ha."Akhirnya kami putuskan, tidak apa-apa (luas area) berkurang yang penting bisa eksplorasi dulu," kata Sukrisno.Ia berharap, di semester I-2014 eksplorasi sudah bisa dilakukan. Sebelumnya, manajemen berharap eksplorasi sudah bisa dilakukan pada November 2013 lalu. Namun, terbentur kebijakan Kementerian Kebudayaan setempat.Namun, perseroan telah mengirim empat perwakilan ke Myanmar dan menyewa jasa konsultan lokal untuk mempercepat proses administrasi. Baik untuk wilayah lama maupun wilayah baru yang sedang diajukan.Adapun, lokasi baru yang dimaksud berada di dekat area tambang yang ada saat ini. Yaitu, di Pubyin-Tamok, Myeik District, Tanithary State, Union of Myanmar.Sukrisno mengaku belum bisa menyebut berapa dana yang akan dikeluarkan untik mengembangkan delapan blok baru itu. Sebagai gambaran, perusahaan pelat merah ini menyiapkan dana sebesar US$ 18 juta untuk mengeksplorasi dan pembebasan lahan tambang seluas 10.000 ha."Kurang lebih sama (nilainya)," pungkas Sukrisno.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TINS minta tambahan blok tambang di Myanmar
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berupaya mengukuhkan diri di pentas bisnis global. BUMN timah ini telah mengajukan 18 blok tambahan untuk menambang timah di Myanmar. Masing-masing blok memiliki luas 10.000 hektare (ha).Dengan demikian, total luas areanya mencapai 180.000 ha. "Kami sudah mengajukan sejak Januari 2014 kemarin," ujar Sukrisno, Direktur Utama TINS kepada KONTAN, Jumat (21/2).Tambahan area ini merupakan antisipasi jika 10.000 ha yang telah diajukan sebelumnya tidak bisa diperoleh secara utuh. Hal ini lantaran, di wilayah tersebut terdapat situs-situs yang tidak boleh dirusak.Ini sebabnya, hingga kini izin dari Kementerian Kebudayaan Myanmar belum memberikan izin eksplorasi. Sukrisno bilang, kemungkinan luas area tambangnya tidak akan mencapai 10.000 ha."Akhirnya kami putuskan, tidak apa-apa (luas area) berkurang yang penting bisa eksplorasi dulu," kata Sukrisno.Ia berharap, di semester I-2014 eksplorasi sudah bisa dilakukan. Sebelumnya, manajemen berharap eksplorasi sudah bisa dilakukan pada November 2013 lalu. Namun, terbentur kebijakan Kementerian Kebudayaan setempat.Namun, perseroan telah mengirim empat perwakilan ke Myanmar dan menyewa jasa konsultan lokal untuk mempercepat proses administrasi. Baik untuk wilayah lama maupun wilayah baru yang sedang diajukan.Adapun, lokasi baru yang dimaksud berada di dekat area tambang yang ada saat ini. Yaitu, di Pubyin-Tamok, Myeik District, Tanithary State, Union of Myanmar.Sukrisno mengaku belum bisa menyebut berapa dana yang akan dikeluarkan untik mengembangkan delapan blok baru itu. Sebagai gambaran, perusahaan pelat merah ini menyiapkan dana sebesar US$ 18 juta untuk mengeksplorasi dan pembebasan lahan tambang seluas 10.000 ha."Kurang lebih sama (nilainya)," pungkas Sukrisno.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News