JAKARTA. PT Timah Tbk mengatakan pengoperasian pabrik pengolahan (smelter) mineral tanah jarang atau rare earth diproyeksikan mundur hingga Agustus 2015 mendatang. Rencana ini molor dari rencana semula yang ditargetkan bisa uji coba pada Januari 2015 dan beroperasi komersial pada Maret 2015 ini. Agung Nugroho, Corporate Secretary PT Timah bilang, mundurnya rencana kegiatan uji coba dan tahapan operasi komersial karena terkendala pengadaan mesin dan peralatan yang sebagian besar didatangkan dari luar negeri. "Kami juga melakukan perubahan desain gambar smelter rare earth. Namun, over all smelter ini lebih baik dari rencana sebelumnya," kata Agung ke KONTAN, Rabu (4/3). TINS menyiapkan investasi senilai Rp 20 miliar untuk pembangunan smelter rare earth di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka Belitung. Nantinya, pabrik tersebut akan menghasilkan logam mineral tanah jarang (ROEH3) dengan kapasitas 50 kg per hari.
TINS operasikan smelter tanah jarang Maret 2015
JAKARTA. PT Timah Tbk mengatakan pengoperasian pabrik pengolahan (smelter) mineral tanah jarang atau rare earth diproyeksikan mundur hingga Agustus 2015 mendatang. Rencana ini molor dari rencana semula yang ditargetkan bisa uji coba pada Januari 2015 dan beroperasi komersial pada Maret 2015 ini. Agung Nugroho, Corporate Secretary PT Timah bilang, mundurnya rencana kegiatan uji coba dan tahapan operasi komersial karena terkendala pengadaan mesin dan peralatan yang sebagian besar didatangkan dari luar negeri. "Kami juga melakukan perubahan desain gambar smelter rare earth. Namun, over all smelter ini lebih baik dari rencana sebelumnya," kata Agung ke KONTAN, Rabu (4/3). TINS menyiapkan investasi senilai Rp 20 miliar untuk pembangunan smelter rare earth di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka Belitung. Nantinya, pabrik tersebut akan menghasilkan logam mineral tanah jarang (ROEH3) dengan kapasitas 50 kg per hari.