JAKARTA. Niatan PT Timah (TINS) untuk segera mengekspor timah sepertinya bakal segera terwujud. Saat ini, TINS tengah melakukan negosiasi ulang terkait harga timah dengan sejumlah calon pembeli (buyer) Asia. Salah satu di antaranya adalah LG International Corp. Menurut Abrun Abubakar, Corporate Secretary TINS, pihaknya menginginkan buyer untuk menyetujui harga di atas US$ 23.000 per metrik ton. Apalagi, saat ini, penjualan di pasar spot luar negeri masih belum dapat dilakukan hingga harga timah mencapai US$ 25.000 per ton. Seperti yang diketahui, TINS bergabung dengan produsen timah lainnya dalam menunda ekspor pada 1 Oktober lalu. Langkah ini dilakukan untuk mendongkrak harga timah yang melorot dengan menahan suplai di pasar global. Sejumlah produsen timah lain belum mau membuka keran ekspor jika harga timah belum mencapai US$ 25.000 per metrik ton. "Kami mulai melakukan pengiriman ekspor mulai harga US$ 23.000. Kami memiliki kontrak komitmen. Masalahnya ada pada harga. Kita tidak bisa mengirim barang jika merugi karena tidak baik bagi perusahaan. Saat ini, kami masih melakukan negosiasi harga dan menjadwalkan kembali pengiriman," paparnya panjang lebar. Catatan saja, pada pukul 14.00, kontrak harga timah untuk pengantaran tiga bulan ke depan di London Metal Exchange berada di level US$ 22.541 per ton. Sepanjang bulan lalu, harga timah anjlok 17% dan menyentuh level terendah di posisi US$ 1.700. Sepanjang tahun ini, penurunan harga timah mencapai 16%. Pergerakan harga timah tertekan akibat kecemasan perlambatan ekonomi global. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TINS tengah melakukan renegosiasi harga dengan buyer Asia
JAKARTA. Niatan PT Timah (TINS) untuk segera mengekspor timah sepertinya bakal segera terwujud. Saat ini, TINS tengah melakukan negosiasi ulang terkait harga timah dengan sejumlah calon pembeli (buyer) Asia. Salah satu di antaranya adalah LG International Corp. Menurut Abrun Abubakar, Corporate Secretary TINS, pihaknya menginginkan buyer untuk menyetujui harga di atas US$ 23.000 per metrik ton. Apalagi, saat ini, penjualan di pasar spot luar negeri masih belum dapat dilakukan hingga harga timah mencapai US$ 25.000 per ton. Seperti yang diketahui, TINS bergabung dengan produsen timah lainnya dalam menunda ekspor pada 1 Oktober lalu. Langkah ini dilakukan untuk mendongkrak harga timah yang melorot dengan menahan suplai di pasar global. Sejumlah produsen timah lain belum mau membuka keran ekspor jika harga timah belum mencapai US$ 25.000 per metrik ton. "Kami mulai melakukan pengiriman ekspor mulai harga US$ 23.000. Kami memiliki kontrak komitmen. Masalahnya ada pada harga. Kita tidak bisa mengirim barang jika merugi karena tidak baik bagi perusahaan. Saat ini, kami masih melakukan negosiasi harga dan menjadwalkan kembali pengiriman," paparnya panjang lebar. Catatan saja, pada pukul 14.00, kontrak harga timah untuk pengantaran tiga bulan ke depan di London Metal Exchange berada di level US$ 22.541 per ton. Sepanjang bulan lalu, harga timah anjlok 17% dan menyentuh level terendah di posisi US$ 1.700. Sepanjang tahun ini, penurunan harga timah mencapai 16%. Pergerakan harga timah tertekan akibat kecemasan perlambatan ekonomi global. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News