TINS tunda bangun smelter di Belitung Timur



JAKARTA. Rencana PT Timah Tbk (TINS) membangun pabrik pengolahan dan peleburan (smelter) timah di Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, harus tertunda. TINS, awalnya, akan mulai membangun smelter berkapasitas 3.000 per tahun pada April 2014 ini.

Namun, rencana tersebut urung dilakukan lantaran beberapa hal. Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS mengatakan, beberapa dokumen pendukung seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pembangunan smelter belum lengkap.

Imbasnya, TINS mesti menunggu kelengkapan dokumen-dokumen tersebut sebelum memulai pembangunan smelter. TINS sendiri belum memberikan kepastian kapan smelter itu akan dibangun.


"Tergantung penyelesaian surat-surat itu, kita usahakan tahun ini," kata Agung kepada KONTAN, Rabu (23/5). Di sisi lain, TINS pun memilih untuk tidak terburu-buru membangun smelter lantaran takut unit produksi itu nantinya tidak akan beroperasi maksimal.

TINS memang sudah mengoperasikan dua smelter di Kundur (Kepulauan Riau) dan Muntok (Bangka Barat). Kapasitas smelter itu terbilang besar, yakni mencapai 60.000 ton per tahun.

Kondisi itu tentunya mengharuskan TINS untuk memacu pengembangan di sektor hulu. Agung bilang, TINS sudah mulai melakukan ekplorasi lepas pantai di Oliver, Belitung guna memacu produksi bijih timah.

"Kita lihat dulu hasilnya seperti apa, kalau terburu-buru membangun smelter baru takutnya malah banyak idle capacity (kapasitas menganggur)," jelas Agung. Smelter Belitung Timur dibutuhkan TINS untuk melakukan efisiensi dalam rantai produksi dan peleburan bijih timah.

Selama ini, TINS harus mengangkut bijih timah yang diproduksi di Belitung Timur ke smelter Muntok. Dengan membangun di Belitung Timur langsung, TINS bisa melakukan efisiensi, terutama dalam hal biaya transportasi.

Kedua, pembangunan smelter baru merupakan strategi antisipasi TINS dalam menghadapi lonjakan pasokan bijih timah seiring strategi perusahaan melakukan eksplorasi di tempat-tempat baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri