TINS tunda pembangunan smelter baru



JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) memutuskan untuk menunda pembangunan pabrik pengolahan dan peleburan (smelter) bijih timah menjadi logam timah di Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. 

Smelter yang rencananya memiliki kapasitas produksi 3.000 ton per tahun itu awalnya akan mulai dibangun pada April tahun ini. Namun, rencana pembangunan tersebut mesti diundur TINS setidaknya ke tahun 2015 mendatang. 

Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS menyatakan, penundaan dilakukan lantaran perusahaan menilai pasokan bijih timah untuk menopang smelter baru itu nantinya masih belum mencapai skala ideal. 


Smelter baru TINS, idealnya, membutuhkan pasokan bijih timah sebanyak 400-500 ton per bulan. "Itu belum bisa kami penuhi sekarang karena baru mengandalkan penambangan di darat," kata Agung kepada KONTAN, Kamis (4/9). 

TINS juga belum melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) smelter yang diperkirakan menelan investasi Rp 40 miliar itu. Namun, Agung menegaskan, TINS tidak akan menghapus pembangunan smelter dari rencana pengembangan bisnisnya. 

TINS akan tetap membangun smelter di Bangka Belitung jika nantinya penambangan timah lepas pantainya sudah memberikan produksi yang ideal. Saat ini, TINS baru akan memulai penambangan timah lepas pantai di Oliver, Belitung Timur. 

"Keberadaan smelter baru ini kan cukup strategis terutama untuk efisiensi biaya kami," terang Agung. Selama ini, TINS memang harus mengangkut bijih timah yang diproduksi di Belitung Timur ke smelter Muntok, Bangka Barat. 

Smelter Bangka Belitung, jika jadi dibangun, akan melengkapi dua unit peleburan TINS yang berlokasi di Muntok, dan Kundur, Kepulauan Riau. Kapasitas produksi smelter timah di Muntok per tahun sebanyak 60.000 ton logam timah. 

Kapasitas tersebut akan meningkat menjadi 63.000 ton per tahun jika nantinya smelter Belitung Timur selesai dibangun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia