JAKARTA. Di tengah melemahnya harga komoditas, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) berusaha untuk menggenjot efisiensi. TINS pun menargetkan penurunan harga pokok produksi menjadi US$ 15.000 per ton. "Apa pun yang terjadi, efisiensi perseroan harus selalu ditekankan. Dengan harga produksi US$ 15.000 per ton, kalau harga timah US$ 16.000 per ton masih untung," kata Direktur Utama TINS, Sukrisno, dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/4). Menurutnya, TINS telah berupaya menurunkan harga pokok produksi sejak semeter kedua 2014. Sehingga kini, harga pokok produksinya berada di bawah US$ 18.000 per ton. Sukrisno mengatakan, situasi global industri timah memang tengah terpuruk karena turunnya harga komoditas. Bahkan di kuartal pertama, harga timah sempat menyentuh US$ 13.600 per ton. Itu merupakan titik terendah harga timah dalam 10 tahun terakhir. Untungnya saat ini, harga timah sudah mulai terkerek dan mencapai US$ 15.500 per ton. Sukrisno melihat, stok timah dunia perlahan menurun. Terlebih, adanya pembatasan ekspor pun bisa semakin membuat penurunan stok timah dunia dan memberantas penambangan ilegal. Dampaknya, kondisi ini dinilai Sukrisno akan meningkatkan harga komoditas timah. Sukrisno memproyeksikan harga timah di semester kedua bisa menanjak ke US$ 23.000 sampai US$ 24.000 per ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TINS turunkan harga pokok produksi
JAKARTA. Di tengah melemahnya harga komoditas, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) berusaha untuk menggenjot efisiensi. TINS pun menargetkan penurunan harga pokok produksi menjadi US$ 15.000 per ton. "Apa pun yang terjadi, efisiensi perseroan harus selalu ditekankan. Dengan harga produksi US$ 15.000 per ton, kalau harga timah US$ 16.000 per ton masih untung," kata Direktur Utama TINS, Sukrisno, dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/4). Menurutnya, TINS telah berupaya menurunkan harga pokok produksi sejak semeter kedua 2014. Sehingga kini, harga pokok produksinya berada di bawah US$ 18.000 per ton. Sukrisno mengatakan, situasi global industri timah memang tengah terpuruk karena turunnya harga komoditas. Bahkan di kuartal pertama, harga timah sempat menyentuh US$ 13.600 per ton. Itu merupakan titik terendah harga timah dalam 10 tahun terakhir. Untungnya saat ini, harga timah sudah mulai terkerek dan mencapai US$ 15.500 per ton. Sukrisno melihat, stok timah dunia perlahan menurun. Terlebih, adanya pembatasan ekspor pun bisa semakin membuat penurunan stok timah dunia dan memberantas penambangan ilegal. Dampaknya, kondisi ini dinilai Sukrisno akan meningkatkan harga komoditas timah. Sukrisno memproyeksikan harga timah di semester kedua bisa menanjak ke US$ 23.000 sampai US$ 24.000 per ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News