KONTAN.CO.ID - Di era ekonomi digital saat ini semakin mudah untuk menemukan aneka platform yang menyediakan layanan berinvestasi. Tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa literasi keuangan di Indonesia masih minim, sehingga jumlah investor di instrumen keuangan saat ini masih terhitung kecil apabila dibandingkan total jumlah penduduk Indonesia yang sudah lebih dari 270 juta orang. Padahal sikon saat ini menempatkan dana di bank lebih ditujukan untuk kemudahan bertransaksi, bukan untuk mengharapkan pengembangan dana. Karena bunga bank yang makin mini angkanya. Jika hendak berinvestasi, maka harus memilih instrumen keuangan yang mampu memberikan imbal hasil, setidaknya sedikit lebih tinggi dari inflasi. Lantas jika Anda masih pemula, tetapi hendak memulai investasi, apa yang mesti dilakukan terlebih dulu?
Produk investasi yang paling tepat bagi pemula adalah reksadana. Karena reksadana memberikan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang deposito dan memiliki beberapa jenis yang bisa disesuaikan dengan profil investor.
Baca Juga: Inilah Pilihan Investasi bagi Anda Tipe Investor Konservatif Nah, sebelum Anda berinvestasi di reksadana sebaiknya Anda mengikuti saran perencana keuangan, seperti yang disampaikan oleh Sherly Sintia CFP, Assistant Consultant di ZAP Finance bahwa sebagai investor pemula, Anda harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Kenali jenis-jenis reksadana
- Sesuaikan dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai dan profil risiko diri
- Pelajari cara kerja dan risiko masing-masing dari setiap jenis reksadana
Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto juga menekankan pentingnya pemahaman calon investor terhadap produk reksadana. “Selain tujuan investasi, mereka harus tahu juga apa itu reksadana, mekanisme kerjanya agar bisa benar dalam memilih produk.”ujar Eko. Guna membekali Anda dalam berinvestasi reksadana maka Anda perlu memahami reksadana, apa saja kelebihannya dan pilihan investasi yang bisa dipilih dari reksadana yang ada. Reksadana atau
trust fund adalah kumpulan dana investor yang diinvestasikan atas nama investor, sesuai dengan pilihan investor itu sendiri. Hasil investasi dibagikan secara proporsional. Keunggulan reksadana antara lain:
- Diversifikasi
- Pilihan investasi yang beragam
- Transparansi
- Peraturan yang ketat
- Biaya yang rendah (subscription, redemption, switching, management fee)
- Minimum investasi yang rendah
Jenis reksadana ada 4 macam:
- Reksadana pasar uang
- Reksadana pendapatan tetap
- Reksadana campuran
- Reksadana saham
Setelah mengetahui jenis-jenis reksadana, maka Anda perlu mengetahui perkiraan imbal hasil setiap jenis reksadana tersebut. Hal ini berguna untuk menyesuaikan tujuan investasi dengan produk reksadana yang dipilih. Tetapi harap diingat bahwa meski hendak meraih imbal hasil yang tinggi, Anda juga perlu memperhatikan faktor risiko yang bisa terjadi dan juga menyesuiakan dengan profil Anda apakah termasuk konservatif, moderat atau agresif.
Baca Juga: Yuk Raih Cuan Tinggi bagi Anda Investor Agresif Berikut ini jenis reksadana dan perkiraan imbal hasil per tahun:
- Reksadana pasar uang, perkiraan imbal hasil : 2% - 5% per tahun
- Reksadana pendapatan tetap, perkiraan imbal hasil : 4% - 7% per tahun
- Reksadana campuran, perkiraan imbal hasil : 5% - 10% per tahun
- Reksadana saham, perkiraan imbal hasil : 7% - 12% per tahun
Nah, langkah berikutnya adalah menentukan di mana akan membeli produk reksadana dan apakah hendak menempatkan dana langsung sekaligus atau kah hendak memakai sistem setor berkala setiap bulan. “Pilihlah tempat membeli reksadana sesuai kenyamanan masing-masing.”ujar Sherly. Ada beberapa pilihan tempat untuk membeli reksadana yakni: 1.Melalui Manajer Investasi Biasanya investor yang membeli reksadana lewat Manajer Investasi akan dipandu langsung oleh tim dari Manajer Investasi dan mendapat berbagai privilege seperti undangan market outlook yang akan memperkaya pengetahuan investasi. 2.Melalui bank partner atau biasa disebut Bank APERD, Agen Penjual Reksadana. Investor yang membeli reksadana lewat bank partner akan mendapat berbagai program seperti sistem auto debet untuk membeli rutin reksadana yang akan menjadikan investor lebih disiplin dan konsisten berinvestasi. 3.Jika Anda lebih menyukai kebebasan untuk memilih bisa menggunakan platform marketplace reksadana atau aplikasi keuangan lainnya dengan berbagai fitur yang menambah pengetahuan termasuk fitur yang membandingkan performa reksadana. “Membeli melalui mana saja, enggak masalah, karena pihak bank dan platform hanya sebagai agen penjual. Mereka enggak boleh memotong keuntungan dan hasil investasi, pihak bank atau platform akan mendapat fee dari penerbit reksadana.”jelas Eko. Nah, sesuaikan pilihan tempat pembelian reksadana dengan kenyamanan dan kemudahan dalam memulai investasi.
Baca Juga: Anda Investor Moderat? Inilah Pilihan Investasi dan Cara Atur Portofolio yang Tepat Agar Anda juga tidak salah mencocokkan pemilihan jenis reksadana dan jangka waktu penempatan dana guna mencapai tujuan investasi maka simak tips pemilihan jenis reksadana dan kecocokan jangka waktu sebagai berikut:
- Reksadana pasar uang untuk jangka waktu 1-2 tahun
- Reksadana pendapatan tetap untuk jangka waktu 3-4 tahun
- Reksadana campuran untuk jangka waktu hingga 10 tahun
- Reksadana saham untuk jangka waktu di atas 10 tahun
Ada berbagai tipe investor mulai dari konservatif, moderat hingga agresif. Jenis reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap memiliki risiko paling kecil dan cocok bagi profil investor konservatif yang paling takut akan risiko investasi. Sedang reksadana campuran termasuk berisiko menengah cocok bagi profil investor moderat yang berani ambil risiko dengan tingkat toleransi tertentu. Reksadana saham memiliki risiko paling tinggi dan cocok bagi profil investor agresif. Jika saat ini dana Anda masih terbatas, maka Anda bisa memulai dengan sistem investasi pembelian reksadana berkala yang dibeli setiap bulan, bahkan bisa dimulai dari Rp 100.000/bulan. “Sistem seperti juga bagus untuk membangun kebiasaan yang baik, menyisihkan uang untuk berinvestasi.”imbuh Sherly. Sedang jika Anda sudah memiki dana yang hendak diinvestasikan, tetapi masih takut nilai pokok investasi berisiko tergerus, maka mulailah dengan nilai investasi yang sesuai kemampuan keuangan Anda yang mampu Anda toleransi jika terjadi penurunan kinerja reksadana yang Anda pilih. “Makin besar hasil yang ditawarkan, maka akan makin tinggi risikonya dari sisi hasil. Tapi risiko terbesar adalah kinerja pengelolanya. Jadi pastikan pilih pengelola yang baik juga.”jelas Eko. Menurut Sherly terkait tingkat risiko reksadana sesuai jenisnya sebagai berikut:
- Tingkat risiko reksadana pasar uang sangat konservatif: risiko likuiditas, risiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB) dan risiko wanprestasi Manajer Investasi.
- Tingkat risiko reksadana pendapatan tetap konservatif: risiko likuiditas, risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB), risiko wanprestasi Manajer Investasi
- Tingkat risiko reksadana campuran moderat: risiko likuiditas, risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB), risiko wanprestasi Manajer Investasi
- Tingkat risiko reksadana saham agresif: risiko likuiditas, risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB), risiko wanprestasi Manajer Investasi
Jika nanti tujuan investasi yang hendak diraih sudah tercapai dari pengembangan dana pada produk reksadana dan Anda berniat mencairkan (redemption) maka Anda dapat melakukan di tempat awal Anda membeli reksadana. Contoh: 1.Membeli (subscription) reksadana pertama kali di bank APERD, maka harus mencairkan reksadana di bank APERD tersebut. 2.Membeli reksadana di Manajer Investasi/gerai penjualan maka Anda juga harus mencairkan di Manajer Investasi atau gerai penjualan tersebut. 3.Tetapi Anda tak perlu khawatir saat ini sudah banyak Manajer Investasi, bank APERD dan gerai penjualan yang menyediakan aplikasi transaksi secara online, sehingga mempermudah investor dalam melakukan transaksi baik subscription (pembelian), redemption (pencairan) dan switching (mengubah/memindah) reksadana. Saat Anda hendak mencairkan dana investasi adalah memastikan data yang dimasukkan benar, seperti nama dan nomor rekening bank. Jika semua data lengkap, maka pencairan reksadana berjalan lancar.
“Reksadana adalah produk yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka ada aturan ketat bagi penerbit dan penjual. Semua sudah diatur oleh OJK, sampai saat ini maksimal 7 hari kerja.”jelas Eko. Semoga tips di atas bisa membantu dan menginspirasi Anda memulai berinvestasi di reksadana. Yuk mulai investasi dari sekarang.
Baca Juga: Reksadana Saham Diproyeksikan Masih Positif di Tahun 2023 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti