MOMSMONEY.ID - Di tengah kondisi ekonomi global saat ini, The Fed masih menahan suku bunga pada siklus ini di angka 5,5% sebagai tanggapan atas inflasi yang masih di atas ekspektasi. Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif memproyeksikan, The Fed akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50bps pada semester dua 2024, membawa Federal Funds Rate (FFR) menjadi 5,0% pada akhir tahun. Faktor lain yang akan menjadi pendorong utama suku bunga di paruh kedua 2024 adalah pemilihan presiden AS yang membawa kekhawatiran tentang defisit fiskal, deglobalisasi, dan persaingan Tiongkok-AS. Hal ini akan diikuti dengan pemotongan 100bps lagi pada tahun 2025. Kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga menyebabkan USD masih kuat terhadap mata uang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang terdampak akan hal tersebut. FX Strategist, Global Financial Markets DBS Bank, Terence Wu menjelaskan, bahwa selisih imbal hasil AS dan Jepang mengalami tekanan. Kendati demikian, tekanan terhadap USD-JPY diprediksi akan berubah ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya. Sedangkan untuk Indonesia, rupiah diharapkan dapat membaik seiring berkurangnya tekanan terhadap USD-JPY dan USD-CNH.
Tips Hadapi Tantangan Gejolak Ekonomi Global
MOMSMONEY.ID - Di tengah kondisi ekonomi global saat ini, The Fed masih menahan suku bunga pada siklus ini di angka 5,5% sebagai tanggapan atas inflasi yang masih di atas ekspektasi. Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif memproyeksikan, The Fed akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50bps pada semester dua 2024, membawa Federal Funds Rate (FFR) menjadi 5,0% pada akhir tahun. Faktor lain yang akan menjadi pendorong utama suku bunga di paruh kedua 2024 adalah pemilihan presiden AS yang membawa kekhawatiran tentang defisit fiskal, deglobalisasi, dan persaingan Tiongkok-AS. Hal ini akan diikuti dengan pemotongan 100bps lagi pada tahun 2025. Kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga menyebabkan USD masih kuat terhadap mata uang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang terdampak akan hal tersebut. FX Strategist, Global Financial Markets DBS Bank, Terence Wu menjelaskan, bahwa selisih imbal hasil AS dan Jepang mengalami tekanan. Kendati demikian, tekanan terhadap USD-JPY diprediksi akan berubah ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya. Sedangkan untuk Indonesia, rupiah diharapkan dapat membaik seiring berkurangnya tekanan terhadap USD-JPY dan USD-CNH.