Tips Kelola Keuangan - Di era digital saat ini tentu mempengaruhi pola transaksi keuangan setiap orang, termasuk generasi milenial yang dianggap lebih mudah beradaptasi dengan dunia digital. Apalagi saat pandemi, sebagian besar merchant dan juga nasabah memilih bertransaksi non tunai. Karena transaksi memakai uang tunai dinilai rawan sebagai pemicu penyebaran virus Covid-19. Jika sebelumnya belum terbiasa membayar memakai dompet digital atau scan QRIS, maka pasca pandemi menjadi hal yang biasa dilakukan sehari-hari. Maraknya layanan perbankan digital pun memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah untuk melakukan aneka keperluan transaksi perbankan cukup lewat ponsel. Lantas apa saja manfaat yang diperoleh konsumen, terlebih bagi generasi milenial dan genZ dengan adanya layanan perbankan digital ini? Menurut Sherly Sintia CFP, Assistant Consultant di ZAP Finance berbagai layanan digital perbankan justru membantu dalam pengelolaan keuangan generasi milenial dan genZ dengan cara sebagai berikut:
1.Agar bisa melakukan pengeloaan keuangan yang baik maka perlu diawali dengan 3 hal yaitu pencatatan keuangan, budgeting dan aplikasi. 2.Budgeting termudah adalah dengan memisahkan pos pengeluaran untuk Living, Saving dan Playing. Fitur metode transaksi digital membuat pengelolaan keuangan menjadi semakin mudah, karena semua transaksi tercatat sehingga mudah melakukan evaluasi, dapat melakukan pemisahan rekening dalam 1 aplikasi. Ada banyak pilihan transaksi pembayaran yang disediakan bank saat ini seperti kartu kredit, kartu debit dan QRIS. Semua pilihan transaksi pembayaran tersebut bisa dioptimalkan pemakaiannya dalam membantu pengelolaan keuangan dengan cara sebagai berikut:
- QRIS digunakan untuk transaksi living di dalam negeri
- Kartu debit digunakan untuk transaksi di luar negeri saat traveling
- Kartu kredit digunakan untuk kebutuhan bisnis dengan sistem reimbursement
- Bijak memakai kartu kredit
Berdasarkan riset Brilio.net bersama Jakpat Mobile Survey, 2018 tentang pemakaian kartu debit dan kartu kredit oleh generasi milenial di Indonesia menunjukkan hasil sebagai berikut:
- Kartu debit menjadi alat pembayaran non tunai yang paling disukai milenial (50%), diikuti uang elektronik (33%) dan kartu kredit (17%).
- Sebanyak 63% milenial mengakui kebutuhan mereka akan kartu kredit
- Pengeluaran kartu kredit terbanyak: alat elektronik (27%), makanan dan minuman (25%), perjalanan wisata (23%), produk fesyen (15%), langganan layanan musik dan video (5%), lainnya (4%).
- Jumlah limit kartu kredit yang dipunya: sebanyak 53% antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.
Berdasar survei di atas berikut ini karakteristik pemakaian kartu kredit oleh milenial di Indonesia:
- Milenial menjadikan gadget, liburan, nongkrong dan fesyen sebagai gaya hidup.
- Milenial menyiasati gaya hidup dengan memaksimalkan promo.
- Milenial ternyata punya tanggung jawab yang tinggi terhadap kartu kredit.
Kemudahan bertransaksi menggunakan kartu kredit dan juga berbagai promo menarik seringkali menjadikan orang memilih pembayaran memakai kartu kredit. Pemakaian kartu kredit sebenarnya bisa disiasati dengan tepat jika Anda teliti dan cermat saat bertransaksi. Berikut ini beberapa tips bijak memakai kartu kredit: 1.Jika bank penerbit kartu kredit Anda tengah menggelar promo cicilan nol% dengan merchant tertentu, maka Anda bisa memanfaatkan promo cicilan nol% ini misalnya untuk membeli gadget yang mendukung pekerjaan Anda sehari-hari. Keuntungan Anda adalah bisa membayar secara bertahap, tetapi tidak dikenakan bunga. 2.Jangan hanya membayar sebesar pembayaran minimum Bank memang melonggarkan pembayaran tagihan kartu kredit dengan pembayaran minimum yakni 10% dari total tagihan kartu kredit. Tetapi harap Anda ingat bahwa jika Anda hanya membayar tagihan minimum, maka sisa tagihan yang belum dibayar seluruhnya dikenakan bunga. Hindari bunga-berbunga dalam tagihan kartu kredit, agar tidak semakin besar tagihan kartu kredit Anda. 3. Kartu kredit sebagai alat transaksi dan bukan uang cadangan Sejatinya kartu kredit adalah alat transaksi pembayaran. Jadi jika Anda memakainya maka pastikan dananya tersedia untuk membayar lunas seluruh tagihan saat jatuh tempo. Dengan cara seperti ini Anda tidak dikenakan bunga kartu kredit.Meski Anda memiliki limit kartu kredit yang besar, tetap diingat bahwa kartu kredit bukan berarti Anda memiliki uang cadangan sesuai limit kartu kredit. 4. Jangan Tarik tunai dari kartu kredit Bank menyediakan fasilitas tarik tunai kartu kredit, tetapi sebaiknya Anda jangan lakukan tarik tunai kartu kredit, karena bank mengenakan bunga lebih tinggi pada tagihan dari tarik tunai ketimbang bunga pemakaian kartu kredit biasa yakni 2,5% tiap bulan. 5. Miliki kartu kredit 1 atau 2 dan tutup kartu kredit yang jarang digunakan Jika jaman dulu seringkali orang memiliki banyak kartu kredit, maka sekarang sudah bukan jamannya lagi. Cukup miliki satu atau dua kartu kredit yang paling sesuai kebutuhan Anda. Ingat ada berbagai biaya yang harus Anda keluarkan terkait kartu kredit seperti biaya administrasi tahunan, biaya keterlambatan, biaya cetak tagihan, bea meterai lunas dan lain-lain. 6. Teliti tagihan kartu kredit Saat tagihan kartu kredit datang, maka Anda wajib meneliti daftar transaksi tersebut. Jangan sampai ada tagihan siluman, alias bukan transaksi yang Anda lakukan, tetapi muncul dalam tagihan. Apalagi jika Anda menggunakan kartu kredit untuk pembayaran yang bersifat rutin setiap bulan seperti langganan internet, listrik, telepon, air PAM. 7. Optimalkan fasilitas yang diberikan kartu kredit Beberapa kartu kredit memberikan layanan yang bersifat memanjakan nasabah, terlebih kartu kredit seri platium ke atas, seperti layanan lounge khusus di bandara jika hendak bepergian menggunakan pesawat. Selain itu kartu kredit yang menjalin kerjasma dengan merchant-merchant tertentu memberikan benefit yang bisa dinikmati nasabah. Optimalkan fasilitas-fasilitas tersebut sesuai keperluan Anda. Alat pembayaran lain yang semakin marak digunakan sejak pandemi Covid-19 hingga sekarang adalah QRIS. Berikut ini kelebihan dan kekurangannya: Kelebihan:
- Mudah dan praktis
- Banyak program menguntungkan
- Ada pencatatan pengeluaran
Kekurangan:
- Menjadi lebih konsumtif
- Bergantung pada sinyal internet
Menurut The Balance kemudahan yang ditawarkan uang elektronik saat bertransaksi akan membuat penggunanya tidak terlalu memperdulikan besaran nominal uang yang dikeluarkan. Berbeda halnya dengan saat bertransaksi mengunakan uang tunai, akan lebih memperhatikan nominal uang yang dikeluarkan karena melihat dan menghitung nominal uangnya. Karena itu kemudahan pembayaran menggunakan uang non tunai dengan bijak akan membantu Anda tidak menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri.
Dalam era layanan digital saat ini, simak tips keuangan dari Shintia dalam bertransaksi:
- Atur prioritas pengeluaran
- Membuat anggaran pengeluaran
- Membuat 3 rekening digital berbeda
Perkembangan teknologi digital dalam dunia keuangan semakin memudahkan nasabah bertransaksi. Karena itu, perlu bersikap bijak dalam memanfaatkan beragam pilihan transaksi pembayaran agar semua tetap dalam kendali Anda dan juga tidak memberatkan cashflow keuangan Anda.
Baca Juga: Strategi Atur Anggaran Keuangan Saat Cashflow Negatif Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti