KONTAN.CO.ID - Akhir-akhir ini banyak berita miring yang membuat stigma pesantren menjadi tidak baik. Hal ini membuat orangtua menjadi khawatir memilih pesantren untuk anak mereka. Melansir dari situs Kementerian Agama (Kemenag), pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia dan memiliki kontribusi besar bagi negeri ini. Banyak tokoh penting di Indonesia yang memiliki latarbelakang lulusan pesantren. Sebut saja, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
"Ini sesungguhnya memberikan fakta bahwa pesantren adalah tempat yang aman, layak, dan tepat untuk pengembangan anak bangsa,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani, dikutip dari situs Kemenag.
Baca Juga: Durasi Pembiayaan KIP Kuliah 2022, Bisa Dapat Biaya Kuliah dan Biaya Hidup Tips memilih pesantren yang baik untuk anak
Banyaknya berita negatif tentang pesantren, seperti kekerasan seksual dan terorisme, membuat orangtua khawatir menitipkan buah hati mereka dalam pengasuhan pendidikan pesantren. Dhani menyebutkan, orangtua tidak perlu khawatir menyekolahkan anak ke pesantren jika sudah memahami bagaimana sesungguhnya pesantren. “Saya ingin mengingatkan bagi seluruh anak bangsa, terutama kepada seluruh orangtua yang hari ini ingin menitipkan anaknya, dalam proses pendidikan pondok pesantren perlu melihat apakah lembaga yang menyebut dirinya pesantren memiliki
arkanul ma’had (rukun pesantren),” jelasnya. Ada lima hal yang menjadi
arkanul ma’had. Pertama, kiai yang menjadi figur teladan sekaligus pembimbing santri. “Lihat sanad keilmuannya. Sanad keilmuannya jelas, ada kiainya. Jangan menitipkan ke pesantren yang gurunya hanya satu tunggal,” pesan Dhani.
Baca Juga: BUMN Bank BTN Buka Lowongan Kerja 2022, Penempatan di Banyak Wilayah Rukun selanjutnya adalah ada santri mukim, pondok atau asrama, fasilitas masjid atau musalla, serta kajian kitab kuning.
Dhani meminta orangtua memperhatikan sanad keilmuan, ada kiai, fasilitas pesantren yang baik, dan ada pembelajaran kitab kuning saat memilih pesantren untuk anak. Yang tidak kalah penting adalah pesantren yang bersifat inklusif. Artinya, orangtua boleh menengok dan masyarakat boleh melihat pesantren tersebut. "Dengan demikian, saya bisa mengatakan pesantren aman dan layak menjadi tempat orang tua menitipkan pendidikan anak,” ucap Dhani. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News