Tips Mengasuh Anak - Pola asuh orangtua sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik fisik, mental, hingga karakter anak. Oleh sebab itu, orangtua perlu memahami tahapan perkembangan anak serta pola asuh (parenting) sesuai dengan usia buah hati. Lembaga Manajemen Infaq (LMI) dan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) mengadakan seminar tentang pola asuh yang sesuai untuk anak.
Rudi Cahyono, dosen Psikologi UNAIR mengatakan bahwa para orang tua perlu mengetahui dua teori perkembangan anak.
Baca Juga: Jenis-Jenis Nouns dalam Bahasa Inggris, Pengertian, dan Contohnya Masing-Masing Orangtua perlu paham perkembangan anak
Teori perkembangan anak yang pertama adalah perkembangan moral. Perkembangan moral ini terdiri dari tiga tingkatan: pre-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Pada tingkat pre-konvensional, anak usia 6-10 tahun berorientasi pada hukuman, ketaatan, dan instrumental. Pada tingkat konvensional, anak usia 10-15 tahun berorientasi pada aspek sosial. Lalu pada tingkat pasca-konvensional, anak usia 15 tahun ke atas berorientasi pada aspek kontrak sosial dan prinsip etis universal. “Gak semua usia atau jenjang anak bisa menerima cara yang sama dalam belajar moral atau dalam membentuk dirinya secara moral, beda-beda,” tambah Rudi, dikutip dari situs
Unair. Selanjutnya, adalah perkembangan kognitif anak yang terdiri dari empat tingkatan. Keempat tingkatan itu yakni sensorimotor (0-2 tahun), preoperational (2-7 tahun), concrete operational (7-12 tahun), dan formal operational (12 sampai dewasa). Concrete operational atau masa remajamenjadi tingkatan penting. “Kalau ada orang tua yang ngasih tahu, kesannya di telinga anak-anak itu ngomel karena masuk usia remaja. Yang lebih berarti bagi mereka siapa? Peers atau teman. Inilah yang kemudian banyak perilaku berisiko di usia sekian,” tambahnya.
Memahami prinsip pengasuhan anak
Dalam mengasuh anak, Rudi menyampaikan agar orang tua memiliki prinsip parental efficacy. Dalam hal ini, orang tua harus dapat memahami anak, menjadikan anak sebagai pusat perubahan, dan menumbuhkan antusiasme dan kepedulian. Rudi menambahkan adanya prinsip parental vision, yaitu visi untuk membangun karakter anak. Dalam prinsip ini, orang tua dapat menumbuhkan aspek agama, moral, dan akhlak pada anak. Orang tua juga harus mulai mengenali minat dan bakatnya. Terakhir, manajemen relasi anak dengan mengenali lingkungan sekitar. “Dengan menggabungkan kedua ini (parental efficacy dan vision, Red.), nanti kita akan menjadi orang tua yang lebih bijaksana,” singkatnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2023 di Bank Mandiri, Cek Posisi dan Syaratnya Orangtua perlu kontrol penggunaan internet
Untuk mengontrol anak dalam penggunaan internet, orang tua perlu melakukan tiga hal yakni: 1. Pembatasan waktu dan durasi terhadap penggunaan gadget. 2. Orang tua mendampingi anak selama menggunakan gadget. 3. Orang tua memberikan misi pada anak sesuai minat dan bakatnya. “Tiga hal ini kalau dilakukan secara bersama-sama, anak akan jauh lebih baik dalam pemanfaatan media,” tambahnya.
Untuk melakukan tiga hal tersebut, orang tua perlu melek media dan internet serta menggunakan internet dengan adik bimbingan di dunia maya. Selain itu, orang tua perlu mengajar anaknya agar dapat memanfaatkan media sosial pada tujuan positif. “Mengajak dan menyajikan konten positif serta mendorongnya agar berprestasi di konten positif,” tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News