Tips menghadapi resesi ekonomi bagi yang berpenghasilan menengah bawah



KONTAN.CO.ID - Akibat pandemi virus corona, perekonomian negara-negara di dunia terancam jatuh ke jurang resesi, termasuk Indonesia. Resesi adalah suatu keadaan ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut.

Secara tersirat, pemerintah mengindikasikan Indonesia bisa masuk ke jurang resesi pada kuartal III 2020. Hal ini mengikuti pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi atau minus sejak kuartal II 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,8% pada kuartal II 2020. Namun Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Selasa (5/8) ekonomi terkontraksi 5,32%. Adapun pada kuartal III 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus 1 persen atau tumbuh 1,2

Baca Juga: Ini strategi pemerintah pulihkan sektor ekonomi dan kesehatan saat pandemi Covid-19

Itu pun, angka proyeksi kuartal II 2020 adalah versi sebelum Sri Mulyani di DPR mengoreksi sendiri perkiraannya. Di depan DPR, Rabu (15/7/2020), dia menyebut realisasi kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 diperkirakan minus 3,5% sampai minus 5,1%, dengan nilai tengah minus 4,3%.

Apabila benar pertumbuhan ekonomi masih minus pada kuartal III 2020, ini adalah resesi pertama yang dialami Indonesia sejak 1998. Jika benar resesi terjadi, dampak seperti apa yang akan ditimbulkan, terutama bagi masyarakat kelas bawah?

Baca Juga: Bank Permata: Ekonomi kuartal II-2020 minus, probabilitas resesi semakin besar

Naiknya angka kemiskinan

Pakar Finansial Ahmad Gozali mengatakan dampak resesi ekonomi, terutama pada masyarakat kelas bawah adalah tingkat pengangguran yang bertambah.

"Produksi dalam negeri berkurang otomatis lapangan kerja juga berkurang. Hal ini menyebabkan naiknya angka kemiskinan," kata Gozali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Editor: Noverius Laoli