KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak sedikit
trader yang kesulitan menerapkan pengelolaan manajemen risiko dan modal. Padahal,
trader perlu menerapkan manajemen risiko agar aktivitas
trading berjalan sukses. Simak lima tips mudah berikut untuk mengaplikasikan manajemen risiko
trading, baik itu dalam
trading forex, komoditas, maupun indeks. 1. Tentukan risiko maksimum dan modal awal Banyak
trader yang sudah memiliki strategi
trading baik, namun transaksinya mengalami kerugian. Biasanya, hal ini terjadi karena
trader tersebut pengelolaan uangnya buruk.
Trader harus menentukan jumlah modal yang akan dikeluarkan dalam setiap kesempatan
trading. Sebaiknya
trader pemula menerapkan risiko maksimum tidak melebihi 2% dari total modal. Misalnya, seorang
trader pemula memulai
trading dengan modal awal $10.000, maka kerugian maksimum rata-rata per transaksi sebesar dua persen dari modalnya, yakni $200. Dengan hitungan 1 lot per transaksi, maka itu berarti 20 poin pada instrumen forex, $2 dalam produk emas (XAU) atau sekitar 40 poin pada indeks Nikkei. Jika
trader menemukan bahwa pasar atau sistem
trading hanya akan bekerja baik dengan jumlah risiko atau
stop loss yang lebih besar, sebaiknya tingkatkan modal awal yang didepositkan. Gunakan formula ini dalam menentukan modal awal untuk deposit: Modal awal =($ stop loss)/(Risiko Maksimum) Jika sistem
trader bekerja lebih baik pada instrumen Euro dengan
stop loss sebesar 40 poin atau $400, sebaiknya menggunakan modal awal sebesar =($400 )/(2%)=$20,000 Sementara itu, jika instrumen emas menghasilkan kinerja terbaiknya dengan
stop loss sebesar $5 atau $500 (diperoleh dari $5 x 100 troy ons), sebaiknya menggunakan modal awal sebagai deposit sebesar =($500 )/(2%)=$25,000 2. Terapkan risiko maksimum per hari Dengan menerapkan risiko maksimum sebagai maksimum kerugian per hari, berarti seorang
trader hanya boleh rugi satu kali dalam sehari. Jika transaksi pertama menghasilkan keuntungan dan yang kedua menghasilkan kerugian senilai 2% dari keseluruhan ekuiti, sebaiknya berhenti pada transaksi kedua. Lanjutkan
trading keesokan harinya. 3. Satu posisi dalam satu kesempatan Dengan membuka satu posisi pada saat tertentu dalam trading,
trader akan lebih mampu fokus pada pengelolaan risiko.
Trader bisa membuka satu posisi baru lagi setelah berhasil melikuidasi posisi pertama dengan keuntungan tertentu. Hal ini juga berlaku untuk posisi kedua, ketiga, dan seterusnya. Seorang
trader bisa membuka posisi ketiga (pada instrumen apapun) jika telah berhasil mengantongi keuntungan riil dari posisi kedua. 4. Tentukan jumlah transaksi (lot/ lembar saham) Metode ini merupakan kombinasi penerapan manajemen risiko dan modal berdasarkan potensi pergerakan harga. Artinya, jumlah lot yang digunakan dalam setiap transaksi dihitung berdasarkan level
stop loss dan disesuaikan dengan risiko maksimum (2%). Melalui perhitungan ini, maka
trader dengan modal awal $10,000 tadi hanya dapat mengambil posisi dengan kontrak reguler sebanyak 1 lot. 5. Hanya mengambil posisi dengan
reward 2 kali lebih tinggi berbanding risiko
Peluang untuk masuk posisi sangat banyak, terutama dengan ketersediaan informasi di berbagai media. Sebaiknya, seorang
trader hanya memilih peluang dengan rasio risiko dan imbal hasil paling sedikit 1:2 atau lebih tinggi dari itu. Aplikasikan manajemen risiko ini dengan disiplin dalam sistem
trading yang Anda miliki agar mencapai kesuksesan. Selain itu, pemilihan broker yang tepat juga akan membantu Anda memaksimalkan keuntungan dalam
trading. Valbury Asia Futures merupakan salah satu broker andalan
trader di bawah pengawasan Bappebti. Valbury Asia Futures memberikan edukasi secara rutin kepada nasabah seperti webinar mingguan gratis,
workshop setiap bulan, serta
trading coaching yang dilakukan oleh profesional konsultan dari Valbury. Saatnya mulai
trading dengan broker resmi, tepercaya, dan berpengalaman hanya di
Valbury Asia Futures. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ridwal Prima Gozal