Tips Terbaik Warren Buffett: Uang Tunai adalah Raja



KONTAN.CO.ID - OMAHA. Siapa yang tak kenal investor kawakan Warren Buffett. Warren Buffett adalah investor yang lahir dari hati. Akan tetapi, dia juga banyak membagi wawasan terkait investasi selama rapat pemegang saham yang dituangkan dalam surat tahunannya kepada pemegang saham.

Dengan demikian, sangat mudah untuk memahami filosofi investasi Warren Buffett.

Dari waktu ke waktu, ia telah memberikan banyak informasi berbeda dalam berinvestasi. Ini adalah tips investasi terbaik yang pernah diberikan Warren Buffett, yaitu: uang tunai adalah raja.


Melansir dari The College Investor, uang tunai merupakan masalah besar bagi Warren Buffett. Dia bahkan menyimpan banyak uang tunai pada waktu tertentu. Apa alasannya?

Baca Juga: Kekayaan Elon Musk susut Rp 232 triliun dalam sehari, ini 10 daftar miliarder dunia

"Saya menyimpan banyak uang tunai di tangan sehingga kita dapat menahan kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan... cepat meraih peluang akuisisi atau investasi,” kata Buffett.

Juga, dalam suratnya tahun 2011 kepada pemegang saham, Warren Buffett mencetak ulang catatan dari kakeknya dari tahun 1939: “Saya telah mengenal banyak orang yang pada suatu waktu menderita dalam berbagai cara hanya karena mereka tidak memiliki uang tunai... Saya harap itu tidak pernah terjadi pada Anda."

Itu adalah nasihat yang solid untuk mengatur keuangan pribadi. Anda selalu ingin memiliki dana darurat untuk hal-hal yang tidak terduga. Akan tetapi, Anda juga harus menyimpan uang tunai di akun broker sehingga Anda dapat membeli barang-barang saat harganya turun.

Baca Juga: Jeff Bezos sumbang US$ 100 juta untuk Obama Foundation

Misalnya, jika Anda memiliki tumpukan uang tunai yang menunggu untuk diinvestasikan ketika krisis keuangan melanda, Anda bisa membeli ketika harga rendah dan menjualnya saat harga tinggi. Strategi ini bisa memberikan Anda keuntungan sekitar 50% hingga 100%. Namun, jika semua uang Anda terikat dalam investasi, Anda hanya akan menderita kerugian besar.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie