KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Warga Singapura dan Hong Kong sangat mencemaskan soal wabah virus corona atau Covid-19 menyebar ke seluruh wilayah. Dampaknya, terjadi aksi panic buying atau pembelian karena rasa panik. Selain masker, salah satu barang yang paling banyak diburu adalah tisu toilet. Ini menjadikan tisu toilet sebagai mata uang panas di kedua negara. Melansir South China Morning Post, antrian panjang seperti ular menjadi pemandangan biasa di toko-toko ritel di seluruh Singapura dan Hong Kong. Banyak warga yang berdesakan untuk mengambil tisu toilet, beras dan barang-barang tidak tahan lama lainnya. Padahal, pemasok makanan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa tidak perlu menimbun barang-barang. “Sama sekali tidak perlu panik membeli. Kami selalu bekerja untuk memastikan pasokan makanan yang stabil dan selama bertahun-tahun, di semua jenis acara besar, kami tidak pernah kekurangan,” jelas Thomas Ng Wing-yan, ketua Dewan Makanan Hong Kong, mengatakan dalam konferensi pers, seperti yang dikutip South China Morning Post.
Tisu toilet berubah menjadi mata uang paling diburu di Singapura dan Hong Kong
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Warga Singapura dan Hong Kong sangat mencemaskan soal wabah virus corona atau Covid-19 menyebar ke seluruh wilayah. Dampaknya, terjadi aksi panic buying atau pembelian karena rasa panik. Selain masker, salah satu barang yang paling banyak diburu adalah tisu toilet. Ini menjadikan tisu toilet sebagai mata uang panas di kedua negara. Melansir South China Morning Post, antrian panjang seperti ular menjadi pemandangan biasa di toko-toko ritel di seluruh Singapura dan Hong Kong. Banyak warga yang berdesakan untuk mengambil tisu toilet, beras dan barang-barang tidak tahan lama lainnya. Padahal, pemasok makanan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa tidak perlu menimbun barang-barang. “Sama sekali tidak perlu panik membeli. Kami selalu bekerja untuk memastikan pasokan makanan yang stabil dan selama bertahun-tahun, di semua jenis acara besar, kami tidak pernah kekurangan,” jelas Thomas Ng Wing-yan, ketua Dewan Makanan Hong Kong, mengatakan dalam konferensi pers, seperti yang dikutip South China Morning Post.