JAKARTA. Pantauan sebaran titik api (hotspot) di Riau dari Satelit NOAA18 sejak Selasa (11/2/2014) hingga Rabu (12/2/2014) pagi ini menunjukkan peningkatan.Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, di Riau tercatat 243 titik api, sedangkan di Aceh 75 dan Sumut 74 titik api."Bulan Februari hingga Maret 2014 diperkirakan di ketiga wilayah tersebut akan makin kering karena hujan di bawah normal menjadi kering. Kondisi ini memicu pembakaran lahan dan hutan makin marak. Sebagian besar titik api berada di sekitar jalan atau dekat dengan permukiman," kata Sutopo, Rabu (12/2/2014).Sutopo menuturkan, hal Ini menunjukkan bahwa kebaran tersebut disengaja atau dibakar, baik oleh individu maupun kelompok. "Memang, 99 persen penyebab kebakaran lahan dan hutan di Indonesia adalah dibakar," kata dia.Menurut Sutopo, kondisi ini menyebabkan jarak pandang di Riau hanya 1 km. Bahkan pada Selasa, kemarin jarak pandang kurang dari 500 meter.Selain akibat kabut asap juga bercampur dengan awan fog yakni awan di permukaan tanah sebagai akibat penguapan yang tidak menghasilkan hujan dan awan-awan tersebut turun hingga permukaan.Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan semua aparat, khususnya di daerah harus tegas menegakkan hukum. Telah banyak peraturan yang dibuat terkait kebakaran lahan dan hutan, tetapi tidak dijalankan. Padahal, kunci utama pengendalian kebakaran lahan dan hutan adalah penegakan hukum.Sebaran titik api di beberapa wilayah adalah:1. Riau = 243,2. Aceh = 75,3. Sumut = 74,4. Sumbar = 40,5. Jambi = 23,6. Kalbar = 9,7. Kalteng = 2,8. Sumsel, Babel, Bengkulu, Kalsel = 1.Hotspot pada kawasan konservasi:1. 1 hotspot di TN Tesso Nilo Riau,2. 2 hotspot di TN Gunung Leuser Sumut,3. 1 hotspot di TN Gunung Leuser Aceh,4. 1 hotspot di TN Berbak Jambi,5. 5 hotspot di SM Giam Siak Kecil Riau,6. 1 hotspot di SM Dangku Sumsel.(Glori K. Wadrianto)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Titik api di Riau bertambah hingga 243 "hotspot"
JAKARTA. Pantauan sebaran titik api (hotspot) di Riau dari Satelit NOAA18 sejak Selasa (11/2/2014) hingga Rabu (12/2/2014) pagi ini menunjukkan peningkatan.Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, di Riau tercatat 243 titik api, sedangkan di Aceh 75 dan Sumut 74 titik api."Bulan Februari hingga Maret 2014 diperkirakan di ketiga wilayah tersebut akan makin kering karena hujan di bawah normal menjadi kering. Kondisi ini memicu pembakaran lahan dan hutan makin marak. Sebagian besar titik api berada di sekitar jalan atau dekat dengan permukiman," kata Sutopo, Rabu (12/2/2014).Sutopo menuturkan, hal Ini menunjukkan bahwa kebaran tersebut disengaja atau dibakar, baik oleh individu maupun kelompok. "Memang, 99 persen penyebab kebakaran lahan dan hutan di Indonesia adalah dibakar," kata dia.Menurut Sutopo, kondisi ini menyebabkan jarak pandang di Riau hanya 1 km. Bahkan pada Selasa, kemarin jarak pandang kurang dari 500 meter.Selain akibat kabut asap juga bercampur dengan awan fog yakni awan di permukaan tanah sebagai akibat penguapan yang tidak menghasilkan hujan dan awan-awan tersebut turun hingga permukaan.Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan semua aparat, khususnya di daerah harus tegas menegakkan hukum. Telah banyak peraturan yang dibuat terkait kebakaran lahan dan hutan, tetapi tidak dijalankan. Padahal, kunci utama pengendalian kebakaran lahan dan hutan adalah penegakan hukum.Sebaran titik api di beberapa wilayah adalah:1. Riau = 243,2. Aceh = 75,3. Sumut = 74,4. Sumbar = 40,5. Jambi = 23,6. Kalbar = 9,7. Kalteng = 2,8. Sumsel, Babel, Bengkulu, Kalsel = 1.Hotspot pada kawasan konservasi:1. 1 hotspot di TN Tesso Nilo Riau,2. 2 hotspot di TN Gunung Leuser Sumut,3. 1 hotspot di TN Gunung Leuser Aceh,4. 1 hotspot di TN Berbak Jambi,5. 5 hotspot di SM Giam Siak Kecil Riau,6. 1 hotspot di SM Dangku Sumsel.(Glori K. Wadrianto)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News