Tjahjo: IT KPU rawan, apa pemilu nanti bisa adil?



JAKARTA. Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tjahjo Kumolo menyebutkan ada banyak faktor yang bisa membuat seseorang calon presiden atau partai politik bisa tetap kalah pada pemilihan umum, walau pun dalam berbagai hasil survei disebutkan elektabilitasnya menjanjikan.

Pada pemaparannya di peluncuran buku "Petarung Politik profil capres-cawapres 2014," di The Broadway Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (20/2), Tjahjo mengatakan penyelenggara pemilu, baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus netral. Begitu pun TNI dan Polri beserta jajaran intelijen.

"(Selain itu) IT KPU-nya (juga) harus transparan," katanya.


Informasi Teknologi (IT) KPU menurutnya rawan direkayasa, tak lain adalah untuk memenangkan partai tertentu dalam pemilihan umum. Tjahjo menyebutkan kasus tersebut sempat terjadi pada pemilihan umum 2009.

Tjahjo menyebutkan IT KPU pada 2009 telah dipermainkan datanya, sehingga banyak suara yang hangus. Hal itu menurutnya telah menguntungkan salah satu pihak. Namun demikian Tjahjo tidak menyebutkan pihak tersebut.

"Apakah Pemilu 2014 akan jujur dan adil?" tanyanya.

Tjahjo menyebut PDIP sudah mengantongi sekitar 29 hasil survei, namun ia tidak menyebutkan hasilnya. Akan tetapi sudah menjadi pengetahuan umum bahwa salah satu kader PDIP yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo merajai elektabilitas calon presiden.

Namun demikian PDIP belum juga menyebut siapa yang akan mewakili partainya di pemilihan presiden 2014. Menurut Tjahjo partainya sudah memprediksi siapa calon presiden dan wakil presiden yang tepat. Akan tetapi PDIP kata dia harus berhitung dengan cermat, pasalnya pada pemilu terlalu banyak faktor X. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan