JAKARTA. Terhitung mulai Januari 2014 ini, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) TKI sektor rumah tangga yang akan ke luar negeri terutama untuk negara-negara Timur Tengah, akan memperoleh pelatihan 400 jam, bukan 200 jam sebagaimana sebelumnya. “Penambahan jam pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sekaligus harga diri TKI, termasuk menguatkan aspek perlindungannya secara dini,” kata Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Agusdin Subiantoro Subiantoro, seperti dikutip dari situs resmi Setkab RI, Sabtu (11/1). Menurut Agusdin , upaya pembenahan bagi pelatihan TKI penata laksana rumah tangga ini telah diupayakan selama empat tahun melalui sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (Sisko-TKLN), yang juga terkoneksi dengan 438 dinas kabupaten kota di seluruh Indonesia.
TKI ke Timur Tengah harus lalui pelatihan 400 jam
JAKARTA. Terhitung mulai Januari 2014 ini, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) TKI sektor rumah tangga yang akan ke luar negeri terutama untuk negara-negara Timur Tengah, akan memperoleh pelatihan 400 jam, bukan 200 jam sebagaimana sebelumnya. “Penambahan jam pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sekaligus harga diri TKI, termasuk menguatkan aspek perlindungannya secara dini,” kata Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Agusdin Subiantoro Subiantoro, seperti dikutip dari situs resmi Setkab RI, Sabtu (11/1). Menurut Agusdin , upaya pembenahan bagi pelatihan TKI penata laksana rumah tangga ini telah diupayakan selama empat tahun melalui sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (Sisko-TKLN), yang juga terkoneksi dengan 438 dinas kabupaten kota di seluruh Indonesia.