KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua saham emiten kertas di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggeliat liar. Bila IHSG bertumbuh 19,99% sepanjang tahun 2017, kedua saham ini tumbuh lebih dari 300%. Dua emiten tersebut adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). Saham TKIM pada 30 Desember 2016 berada pada 730, kemudian menjelang penutupan tahun 2017 tanggal 29 Desember 2017 ditutup pada 2.920 atau tumbuh 300%. Sedangkan saham INKP pada 30 Desember 2016, berada pada level 955. Saham ini kemudian mendaki, dan mencatatkan pertumbuhan pada level 5.400 atau tumbuh 465,44%. Bila investor masuk pada awal tahun, modal yang ditanam mendapat cuan berlipat. Akankah momentum ini terulang? Pemegang saham INKP terdiri dari 52,72% milik PT Purinusa Ekapersada dan sebanyak 47,28% dimiliki masyarakat. Sedangkan pemegang saham TKIM terdiri dari PT Purinusa Ekapersada sebesar 59,67%, PT Asuransi Simas Jiwa sebesar 5.7%, dan masyarakat sebesar 34,63%. Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, secara fundamental prospek bisnis industri kertas, kemasan, maupun tisu saat ini masih kondusif. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan produk. "Selain pangsa pasar domestik, untuk tujuan ekspor terutama di kawasan Asia masih tinggi permintaannya," terang Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Sampai pada harga penutupan perdagangan Kamis (4/1), saham INKP berada pada level 5.500 dan saham TKIM berada pada level 2.980. Bagi Binaartha, target harga INKP sepanjang tahun 2017 sudah tercapai. "Target fundamental INKP dari kami sudah tercapai pada level 4.700," tambah Nafan. Pihaknya belum menetapkan target harga baru untuk tahun 2018. Namun, dia memperkirakan bahwa saham INKP masih ada potensi untuk tumbuh. Dia menilai, price earing ratio (PER) INKP masih 5,82 kali. Nafan bilang, angka ini masih belum dianggap mahal. Pada tahun 2017, Binaartha memproyeksikan laba bersih INKP naik 78% menjadi US$ 361,54 juta. "Menariknya, PER INKP lebih rendah dibandingkan TKIM dengan PER 22,78 kali. Sekarang TKIM sudah lumayan mahal," terangnya. Untuk INKP, dia memilih merekomendasikan tahan. Pasalnya, secara teknikal pada indikator RSI sudah overbought. Sedangkan untuk saham TKIM, Nafan merekomendasikan bisa membeli dengan bertahap saham TKIM. Dengan target harga pada 3.140 dan 3.310. Target harga tersebut dalam jangka pendek dan menengah. "Untuk jangka panjang, harus menunggu sinyal positif secara teknikal," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TKIM, INKP meroket di 2017, rekomendasi di 2018?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua saham emiten kertas di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggeliat liar. Bila IHSG bertumbuh 19,99% sepanjang tahun 2017, kedua saham ini tumbuh lebih dari 300%. Dua emiten tersebut adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). Saham TKIM pada 30 Desember 2016 berada pada 730, kemudian menjelang penutupan tahun 2017 tanggal 29 Desember 2017 ditutup pada 2.920 atau tumbuh 300%. Sedangkan saham INKP pada 30 Desember 2016, berada pada level 955. Saham ini kemudian mendaki, dan mencatatkan pertumbuhan pada level 5.400 atau tumbuh 465,44%. Bila investor masuk pada awal tahun, modal yang ditanam mendapat cuan berlipat. Akankah momentum ini terulang? Pemegang saham INKP terdiri dari 52,72% milik PT Purinusa Ekapersada dan sebanyak 47,28% dimiliki masyarakat. Sedangkan pemegang saham TKIM terdiri dari PT Purinusa Ekapersada sebesar 59,67%, PT Asuransi Simas Jiwa sebesar 5.7%, dan masyarakat sebesar 34,63%. Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, secara fundamental prospek bisnis industri kertas, kemasan, maupun tisu saat ini masih kondusif. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan produk. "Selain pangsa pasar domestik, untuk tujuan ekspor terutama di kawasan Asia masih tinggi permintaannya," terang Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Sampai pada harga penutupan perdagangan Kamis (4/1), saham INKP berada pada level 5.500 dan saham TKIM berada pada level 2.980. Bagi Binaartha, target harga INKP sepanjang tahun 2017 sudah tercapai. "Target fundamental INKP dari kami sudah tercapai pada level 4.700," tambah Nafan. Pihaknya belum menetapkan target harga baru untuk tahun 2018. Namun, dia memperkirakan bahwa saham INKP masih ada potensi untuk tumbuh. Dia menilai, price earing ratio (PER) INKP masih 5,82 kali. Nafan bilang, angka ini masih belum dianggap mahal. Pada tahun 2017, Binaartha memproyeksikan laba bersih INKP naik 78% menjadi US$ 361,54 juta. "Menariknya, PER INKP lebih rendah dibandingkan TKIM dengan PER 22,78 kali. Sekarang TKIM sudah lumayan mahal," terangnya. Untuk INKP, dia memilih merekomendasikan tahan. Pasalnya, secara teknikal pada indikator RSI sudah overbought. Sedangkan untuk saham TKIM, Nafan merekomendasikan bisa membeli dengan bertahap saham TKIM. Dengan target harga pada 3.140 dan 3.310. Target harga tersebut dalam jangka pendek dan menengah. "Untuk jangka panjang, harus menunggu sinyal positif secara teknikal," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News