TLKM Bidik Laba 2010 Naik 8%-12%



JAKARTA. Pesaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat membuat pertumbuhan kinerja para operator kian terbatas. Meski begitu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tetap optimistis mengarungi tahun ini.

Perusahaan pelat merah ini menargetkan kenaikan laba bersih 8%-12% sepanjang tahun ini. Artinya, laba bersih pada akhir tahun nanti bisa mencapai Rp 12,7 triliun. Ini lebih besar dari pertumbuhan laba bersih TLKM pada tahun lalu, yang sebesar 6,7% jadi Rp 11,3 triliun.

Berdasarkan dokumen presentasi TLKM yang diperoleh KONTAN akhir pekan lalu, juga terungkap target pendapatan tahun ini naik 5%-9%. Berarti, pendapatannya bisa mencapai Rp 70,4 triliun. Sekedar perbandingan, pendapatan TLKM tahun lalu meningkat 6,4% menjadi sebesar Rp 64,6 triliun.


Penambahan jumlah pelanggan diharapkan bisa menopang target kenaikan pendapatan dan laba bersih TLKM. Mereka menargetkan jumlah pelanggan Flexi pada akhir tahun ini sebanyak 17 juta pelanggan. Sedangkan pelanggan selulernya diharapkan mencapai 95 juta, dan pelanggan Speedy menjadi 1,6 juta pelanggan. Tak hanya itu, TLKM juga menargetkan penggguna layanan data Flash tahun ini sebanyak 4 juta.

Hingga kuartal I-2010, TLKM sudah berhasil mengoleksi 15,9 juta pelanggan Flexi. Sedangkan jumlah pelanggan seluler sebanyak 82 juta pelanggan dan sebanyak 1,3 juta pelanggan Speedy. TLKM juga memiliki 2,1 juta pelanggan Flash hingga akhir Maret lalu.

Sepertinya, target kinerja TLKM tahun ini bisa tercapai jika melongok pertumbuhan laba bersih sebesar 13% menjadi Rp 2,8 triliun pada kuartal satu tahun ini. Namun, Presiden Direktur TLKM Rinaldi Firmansyah membantah adanya proyeksi kinerja hingga akhir tahun ini. "Telkom tidak pernah memberikan guidance mengenai pertumbuhan laba bersih," katanya, kemarin.

Dia hanya menjelaskan, industri telekomunikasi masih bisa tumbuh karena teledensitas yang tinggi. Menurut Rinaldi, layanan yang masih akan tumbuh adalah broadband fixed celuller, seluler, data atau IT services serta value added services. Sedangkan layanan yang akan turun adalah voice fixed line dan interkoneksi.

Namun, pertumbuhan kinerja TLKM tidak sejalan dengan pergerakan harga sahamnya yang cenderung melemah. Pada 9 Maret lalu, harga TLKM masih sebesar Rp 8.750 per saham. Namun, setelah itu harganya terus menurun hingga menyentuh level terendah Rp 7.650 per saham pada 28 April lalu.

Jadi, dalam rentang sekitar tiga minggu, harga saham TLKM sudah tergerus 12,5%. Akhir pekan lalu, harganya Rp 7.850 per saham. "Saya tidak tahu kenapa sahamnya turun terus," pungkas Rinaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test