TLKM Bidik Target Pendapatan Low Single Digit Tahun 2024, Cek Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - SEMARANG. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengincar target pertumbuhan pendapatan positif pada tahun 2024.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Tbk, Heri Supriadi mengatakan bahwa perusahaan mengejar target pertumbuhan kinerja low single digit hingga akhir tahun 2024.

"Secara keseluruhan, revenue kita tahun ini akan tumbuh di low single digit hampir sama dengan periode sembilan bulan pertama tahun ini," kata Heri di Demak (15/11).


Baca Juga: Telkom (TLKM) Serap Capex Rp 17,4 Triliun Hingga Kuartal III-2024

Selain itu, Heri juga memproyeksikan bahwa perusahaan akan mencapai margin EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) antara 50% hingga 52% di tahun 2024.

Heri optimistis dapat mencapai target kinerja tersebut lantaran kinerja secara kuartal IV-2024 akan lebih baik dibandingkan kuartal III-2024.

"Secara musiman, kinerja kuartal IV lebih bagus, terutama untuk bisnis seluler karena aktivitas liburan tinggi. Biasanya ada kesempatan untuk menaikkan harga secara temporary," jelasnya.

Selain itu, Heri mengungkapkan bahwa belanja modal (capex) tahun lalu tercatat sekitar 22% dari total pendapatan. "Tahun ini, kami berharap rasio capex terhadap pendapatan dapat berkisar antara 20% hingga 22%," tuturnya.

Baca Juga: Telkomsel Perkuat Startup Digital Indonesia Melalui Program NextDev

Heri juga melihat potensi investasi untuk mengembangkan bisnis TLKM di sektor bisnis ke bisnis (B2B), misalnya pada perusahaan kecil yang berperan sebagai penyedia solusi enterprise. "Tapi (investasi) ini masih dalam tahap proses awal," terangnya.

Menurutnya, Telkom lebih mengutamakan pengembangan solusi digital secara mandiri melalui sejumlah kerja sama dengan pemerintah dengan cara menyediakan digitalisasinya.

Prospek dan Rekomendasi Saham

Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat prospek TLKM hingga akhir tahun 2024 masih cukup positif. Ekspansi layanan 5G yang terus dilakukan perusahaan diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan, terutama dari layanan data dan internet yang semakin dominan dalam era digital. 

"Pemulihan ekonomi domestik juga dapat menjadi katalis penting, sehingga meningkatkan permintaan atas layanan telekomunikasi yang stabil," jelas Hendra kepada Kontan, Jumat (15/11).

Upaya TLKM untuk memperkuat layanan fixed broadband dan diversifikasi ke layanan digital memberikan peluang pertumbuhan yang solid, meskipun dalam jangka pendek laba masih tertekan oleh investasi besar yang dilakukan.  

Baca Juga: Telkom (TLKM) Gandeng Indosat (ISAT) Bangun Platform NeuTrafiX

Bagi para investor, Hendra merekomendasikan untuk buy on weakness mengingat harga saham TLKM yang berada pada level menarik untuk akumulasi. Dengan harga di sekitar Rp 2.450, saham ini menawarkan potensi kenaikan hingga target harga Rp 2.800 per saham. 

Hal ini mencerminkan optimisme terhadap perbaikan kinerja TLKM seiring dengan meningkatnya kontribusi layanan digital dan efisiensi operasional perusahaan. Namun, penting bagi investor untuk tetap memantau hasil kinerja kuartal IV dan sentimen pasar lainnya, terutama jika volatilitas IHSG kembali meningkat. 

"Dalam jangka panjang, TLKM tetap menjadi pilihan utama di sektor telekomunikasi yang strategis untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," ucap Hendra.

Melansir laporan keuangan yang dirilis pada Rabu (30/10), Telkom meraup pendapatan sebesar Rp 112,21 triliun per September 2024. Raihan ini naik 0,88% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 111,23 triliun.

Baca Juga: Telkom (TLKM) Gandeng Indosat (ISAT) Bangun Platform NeuTrafiX

Rinciannya, pendapatan telepon berkontribusi sebesar Rp 5,24 triliun. Pendapatan dari data, internet dan jasa teknologi informatika mencapai Rp 70,55 triliun per September 2024. 

Kemudian pendapatan jaringan mencapai Rp 2,24. Pendapatan dari IndiHome mencapai Rp 19,62 triliun. TLKM juga memperoleh pendapatan dari layanan lainnya sebesar Rp 5,39 triliun. 

Pos pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp 109,94 triliun. Terakhir, emiten pelat merah juga memperoleh pundi-pundi pendapatan dari transaksi lessor sebesar Rp 2,27 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli