TLKM dan ISAT genjot bisnis data di 2017



JAKARTA. Sejumlah emiten telekomunikasi siap menggelar ekspansi bisnis tahun depan. Perusahaan halo-halo akan menambah belanja modal sepanjang 2017.

Tahun depan, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), bakal menggenjot sejumlah layanan telekomunikasi, seperti data dan digital.

Untuk mendukung itu, Telkomsel menggelontor dana belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 14,8 triliun. Jumlah itu naik 15% dibanding capex tahun ini Rp 12,9 triliun. Capex ini untuk menunjang target pertumbuhan bisnis Telkomsel sebesar 9%–10%.


General Manager External Corporate Communication Telkomsel Deni Abidin menyatakan, capex akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan perluasan jangkauan layanan perusahaannya, terutama layanan 4G. Salah satu caranya, menambah base transceiver station (BTS).

“Tahun depan fokus menambah jaringan 4G, untuk memperluas dan memperbaiki kualitas. Juga pembangunan ke daerah, pulau terluar, dan wilayah perbatasan," ujar Deni kepada KONTAN beberapa waktu lalu. Telkomsel juga bakal menambah backbone lagi demi kualitas dan jangkauan yang lebih luas.

Langkah serupa ditempuh PT Indosat Tbk (ISAT). CEO ISAT Alexander Rusli mengatakan, tahun depan ISAT fokus membenahi layanan telekomunikasi, dengan meningkatkan kualitas jaringan dan perluasan jangkauan.

Salah satu agendanya, membangun dan memperbaiki BTS. Namun, Rusli enggan menyebutkan nilai capex tahun depan. Ia hanya memastikan, ISAT akan menambah BTS pada 2017. “Kami belum bisa membeberkan angkanya,” kilah Rusli. Tahun ini ISAT menggunakan belanja modal Rp 7 triliun.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksikan, industri telekomunikasi terus tumbuh dan berkembang. Hal ini seiring dengan pertumbuhan teknologi informasi.

Bisnis layanan data masih akan jadi primadona pada 2017. Penggunaan data tahun depan diperkirakan tumbuh sebesar 30% sampai 40% dibandingkan tahun ini.

Layanan digital juga berpotensi naik, namun angkanya masih di bawah layanan data. Hanya, “Untuk layanan voice dan SMS pertumbuhannya lambat,” ungkap William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini