JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sukses menjual saham simpanan atau
treasury stock ke publik. TLKM menjual 864 juta saham
treasury. Jumlah ini setara 33% total
treasury stock yang dihimpun dari hasil
buyback keempat yang mencapai 2,60 miliar saham. Dengan menjual 864 juta saham
treasury, TLKM kini memiliki 1,74 miliar saham
treasury. "Harga penjualannya Rp 3.820 per saham," ujar Andi Setiawan, VP Investor Relation TLKM dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, kemarin. Harga itu jauh di atas harga rata-rata pembelian kembali
treasury stock senilai Rp 1.461 per saham. TLKM menggelar
buyback tahap keempat pada 19 Mei 2011 hingga 19 November 2012.
Ada empat broker yang mengeksekusi saham
treasury TLKM. Mereka adalah Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan Credit Suisse (Hong Kong) Ltd. Dari keempat broker tersebut, hanya Credit Suisse yang tidak berafiliasi dengan TLKM. Adapun tiga broker terafiliasi secara langsung maupun tidak langsung karena dikendalikan oleh pengendali yang sama, yakni negara. Analis Mega Capital Leonardo Teo menilai, ada indikasi dana hasil penjualan saham treasury akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure) dan modal kerja (working capital). Mengingat saat ini persaingan di industri telekomunikasi sangat ketat. Berbagai operator telekomunikasi gencar mengalokasikan belanja modal untuk pengembangan jaringan 4G. Namun dia melihat prospek TLKM sebagai
market leader masih bagus. Didukung
coverage area yang luas, TLKM masih mendominasi bisnis telekomunikasi. "TLKM hanya ingin menjaga kinerja keuangan agar tetap kredibel jika membutuhkan pinjaman bank," ujar Leonardo kepada KONTAN, kemarin. Seiring keinginan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mewajibkan semua operator telekomunikasi mengembangkan jaringan 4G, TLKM mampu menjawab tantangan tersebut. Indonesia tidak boleh ketinggalan, lantaran beberapa negara maju justru siap mengembangkan teknologi 5G. "Peralihan jaringan dari 2G ke 3G butuh 10 tahun, peralihan 3G ke 4G perlu waktu hanya 3 tahun," kata Leonardo.
Analis Minna Padi Investama Frederik Rasali justru melihat penjualan
treasury stock merupakan bagian dari strategi TLKM menghimpun dana. TLKM sebelumnya beberapa kali menjual
treasury stock dibandingkan mengeduk dana dari
rights issue maupun obligasi. Ini untuk menopang bisnis TLKM yang potensinya sangat besar. "Penjualan treasury stock kemungkinan untuk meningkatkan likuiditas dan solvency perusahaan serta persiapan ekspansi," ungkap dia. Bisnis TLKM membutuhkan dana besar. Tentu emiten ini berusaha mempertahankan dominasinya. Margin laba bersih TLKM tercatat paling bagus, yakni 16,7% ketimbang pesaing terdekatnya di level 3%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie