JAKARTA.PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas utang sebesar Rp 3 triliun. "Tahun depan rencana ini akan dilaksanakan," ungkap Direktur Utama TLKM Rinaldi Firmansyah Rabu (7/12). Utang yang akan di-refinancing tersebut berasal dari tiga bank yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank BNI Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Sayang, Rinaldi tidak merinci berapa utang pada masing-masing bank tersebut. “Ada beberapa bank yang menjadi mitra kami. Selain tiga bank tersebut ada juga BCA,” terang Rinaldi. Refinancing dilakukan untuk menambah dana belanja modal (capital expenditure/capex) Telkom yang mencapai Rp 15triliun-Rp16 triliun tahun depan. Selain dari perpanjangan utang, sumber capex akan diambil dari kas internal. Belanja modal akan digunakan untuk pengembangan jaringan infrastruktur broadband Telkom, yang ditargetkan rampung di 2015. "Yang seluler hampir setengahnya untuk broadband. Untuk yang fixed, 70% pengembangan broadband," tuturnya. Rinaldi, memperkirakan pendapatan perusahaan halo-halo berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini hanya akan tumbuh 5%-6% di tahun depan, atau sejalan dengan pertumbuhan industri pada level yang sama. Kontribusi pendapatan akan layanan suara akan terus menurun dan secara jangka panjang akan disumbang lebih banyak pada layanan data.
TLKM refinancing utang senilai Rp 3 triliun
JAKARTA.PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas utang sebesar Rp 3 triliun. "Tahun depan rencana ini akan dilaksanakan," ungkap Direktur Utama TLKM Rinaldi Firmansyah Rabu (7/12). Utang yang akan di-refinancing tersebut berasal dari tiga bank yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank BNI Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Sayang, Rinaldi tidak merinci berapa utang pada masing-masing bank tersebut. “Ada beberapa bank yang menjadi mitra kami. Selain tiga bank tersebut ada juga BCA,” terang Rinaldi. Refinancing dilakukan untuk menambah dana belanja modal (capital expenditure/capex) Telkom yang mencapai Rp 15triliun-Rp16 triliun tahun depan. Selain dari perpanjangan utang, sumber capex akan diambil dari kas internal. Belanja modal akan digunakan untuk pengembangan jaringan infrastruktur broadband Telkom, yang ditargetkan rampung di 2015. "Yang seluler hampir setengahnya untuk broadband. Untuk yang fixed, 70% pengembangan broadband," tuturnya. Rinaldi, memperkirakan pendapatan perusahaan halo-halo berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini hanya akan tumbuh 5%-6% di tahun depan, atau sejalan dengan pertumbuhan industri pada level yang sama. Kontribusi pendapatan akan layanan suara akan terus menurun dan secara jangka panjang akan disumbang lebih banyak pada layanan data.