JAKARTA. Transaksi tukar saham yang dilakukan antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan salah satu emiten menara ditargetkan kelar kuartal I-2015. Nampaknya, BUMN halo-halo ini telah mengerucutkan pilihan kepada salah satu emiten menara. "Agar menjadi pemain terbesar di industri menara, kami ingin memiliki saham perusahaan menara terbesar di Indonesia," ujar Honesti Basyir, Direktur Keuangan TLKM, Rabu (15/9). Sebelumnya, perseron telah mengumumkan ada dua perusahaan menara yang menjadi pilihan. Kedua perusahaan itu adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Ketika dikonfirmasi apakah perusahaan yang dimaksud adalah TBIG, Honesti enggan mengatakan secara eksplisit. "Ya, kalian paham lah itu (siapa)," kata dia. Mengutip laporan keuangan TBIG per Juni 2014, total aset anak usaha Grup Saratoga ini mencapai Rp 20,96 triliun. Sementara aset Protelindo sebelum eliminasi sekitar Rp 8,45 triliun. Adapun, aset TOWR sendiri berkisar Rp 17,39 triliun. Seperti diketahui, TLKM berniat melepas 49% saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Saham Mitratel ini akan ditukar dengan saham salah satu perusahaan menara itu. Kemudian, TLKM akan memindahkan sejumlah tower milik Telkomsel ke Mitratel. Hal ini dilakukan agar aset Mitratel menggemuk. Jumlah tower Mitratel sekitar 3.500 unit. Sedangkan, jumlah menara Telkomsel mencapai 14.000 unit. Belum dapat diketahui berapa total menara yang akan di unlock. Namun, sebelumnya, Indra Utoyo, Direktur IT, Solution & Strategic Portofolio TLKM bilang, pelepasan (unlock) menara ini akan dilakukan secara bertahap.