TMMI belum naikkan harga jual mobil



JAKARTA. Tren kenaikan harga baja lembaran ditanggapi dingin oleh produsen mobil. Kenaikan permintaan dari pasar internasional membuat harga baja lembaran saat ini sudah menyentuh US$ 700 per ton. Diperkirakan harga ini bakal mencapai US$ 780 per ton di akhir tahun.

Menanggapi hal ini, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) masih belum mengambil keputusan untuk menaikkan harga."Kenaikan harga baja bisa berakibat kenaikan harga, bisa juga tidak, karena faktor pembentuk harga mobil ada banyak," kata Irwan Priyantoko, Direktur Hubungan Eksternal TMMI kepada KONTAN, Jumat (24/9). Selain harga baja, harga mobil juga dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang, listrik, dan biaya lain. Jadi, misal baja naik, namun di sisi lain rupiah menguat, penguatan kurs bisa menjadi kompensasi sehingga pabrik tidak menaikkan harga.Kondisi pasar juga berpengaruh. Meski permintaan mobil saat ini sedang tinggi, namun menurut Irwan, tak ada yang bisa menjamin kondisi ini akan berlangsung bila harga naik. Agar kestabilan pasar terjaga, produsen perlu menjaga harga jual yang stabil. Lagipula, TMMI membeli baja dengan harga kontrak yang tetap selama periode tertentu. Untuk membuat satu mobil, diperlukan bahan baku baja sebanyak 15% sampai 20%.Meski belum berencana menaikkan harga gara-gara harga baja naik, namun Irwan mengatakan, perusahaan selalu mengevaluasi harga bahan baku dan kondisi pasar untuk menentukan harga jual. "Kami selalu mengevaluasi kondisi, kalau memang diperlukan menaikkan, kami akan naikkan harga, tapi kalau cuma kenaikan bahan baku, tidak serta-merta menaikkan harga," ujar Irwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa