TNT Cuma Berani Patok Kenaikan 20%



JAKARTA. PT Skypak International, selaku operator TNT Express Indonesia hanya berani menargetkan pertumbuhan sebesar 20%. Padahal, tahun ini, perusahaan jasa pengiriman ekspres lain yakin kinerjanya bisa melonjak lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu.

Alasannya, perekonomian dunia sudah mulai pulih dari krisis. Country Director Sales & Marketing TNT, Andry Adiwinarso mengaku, target pertumbuhan 20% itu tidak berbeda dengan realisasi pertumbuhan bisnis TNT tahun lalu. "Kami menetapkan angka realistis. Umumnya, sejumlah perusahaan klien kami sudah memesan barang pada 2009 lalu. Jadi tahun ini hanya tinggal dikirimkan. Target 20% juga bentuk kehati-hatian," kilah Andry, Rabu (24/3).

Sayang, ia enggan menyebutkan satu pun angka realisasi kinerja TNT di Indonesia sepanjang 2009 baik pendapatan maupun volume barang yang diangkut. Andry hanya menyebut, tahun ini, mereka akan fokus menggarap industri komponen dan suku cadang otomotif.


Communications Executive TNT, Christine menambahkan, keputusan menggarap bisnis pengiriman komponen dan suku cadang otomotif merujuk pada pada data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat, tren impor komponen otomotif pada Januari 2010 melonjak 53,8% dibanding Januari 2009 yakni US$ 221 juta menjadi US$ 340 juta. Kata dia, peningkatan ini terjadi karena sebagian besar kendaraan di Indonesia masih mengandalkan komponen dan suku cadang impor.

Selama ini, sejumlah agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil menjadi klien tetap TNT. Mereka antara lain: Volvo, Renault, Lexus, dan Jaguar. Selain melayani ATPM mobil, sejak dua tahun lalu, TNT juga melayani pemain besar pemegang merek alat berat seperti PT Trakindo Utama, PT United Tractors, PT Komatsu Indonesia, dan PT Hexindo Adiperkasa.

Sayangnya, ekspansi bisnis TNT tahun ini masih kalah agresif dibandingkan perusahaan jasa pengiriman ekspres lain. Sebelumnya, PT Halim Mitra Dirgantara atau Halim Trans Cargo (HTC) memprediksi, pendapatan dan volume angkutan barangnya bisa naik 50% dibanding 2009 lalu. Direktur Utama HTC, Chris Muhartawan bilang, tahun lalu, perusahaannya meraup pendapatan Rp 35 miliar dengan volume angkutan 3.200 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test